Kandidat Presiden Korea Selatan ingin Bangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Reporter

Lee Jae-myung, calon presiden 2022 mendatang dari Partai Demokrat yang berkuasa, menjawab pertanyaan wartawan selama konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, 10 November 2021. [REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo]
Lee Jae-myung, calon presiden 2022 mendatang dari Partai Demokrat yang berkuasa, menjawab pertanyaan wartawan selama konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, 10 November 2021. [REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat presiden dari Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan mengatakan dia akan mencari dukungan AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk melawan ancaman Korea Utara dengan lebih baik dan secara proaktif berusaha untuk membuka kembali pembicaraan denuklirisasi yang macet antara Pyongyang dan Washington.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters dan dua media lainnya, Lee Jae-myung juga berjanji untuk mengesampingkan "ambiguitas strategis" dalam menghadapi persaingan Cina-AS yang semakin intensif, bersumpah diplomasi pragmatis akan menghindari Korea Selatan dipaksa untuk memilih di antara kedua negara.

Lee Jae-myung adalah mantan gubernur Provinsi Gyeonggi pada Oktober menjadi kandidat presiden untuk Partai Demokrat yang dipimpin Presiden Moon Jae-in karena tanggapannya yang agresif terhadap COVID-19 dan advokasi pendapatan dasar universal. Pemilihan Presiden Korea Selatan dijadwalkan pada 9 Maret 2022.

Lee Jae-myung, 57 tahun, berada dalam persaingan ketat melawan penantangnya dari oposisi konservatif utama People Power Party, Yoon Suk-yeol, tetapi peringkatnya telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, melampaui Yoon dalam beberapa jajak pendapat minggu ini, dikutip dari Reuters, 30 Desember 2021.

Kombinasi gambar menunjukkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam selama uji coba dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 19 Oktober 2021 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. [KCNA melalui REUTERS]

Lee mengatakan dia akan membujuk Amerika Serikat untuk memenangkan bantuan diplomatik dan teknologi untuk meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir, yang dapat beroperasi lebih tenang untuk waktu yang lebih lama, setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal baru dari kapal selam pada bulan Oktober.

Lee mengutip kesepakatan yang dicapai Australia di bawah kemitraan keamanan trilateral dengan Amerika Serikat dan Inggris pada September untuk membangun kapal selam bertenaga nuklirnya sendiri.

"Sangat penting bagi kami untuk memiliki kapal selam itu. Mereka tidak memiliki senjata, dan transfer teknologi sedang berlangsung ke Australia," katanya. "Kami pasti bisa meyakinkan Amerika Serikat, dan kami harus melakukannya."

Dia menolak gagasan untuk mencari bantuan dari Prancis atau tempat lain, dengan mengatakan "ini adalah masalah apakah kita akan mempertahankan kesepakatan dengan Washington atau tidak, dan apakah kita dapat membujuk mereka atau tidak."

Korea Selatan saat ini dilarang memproses ulang bahan bakar bekas di bawah pakta energi nuklir sipil dengan Amerika Serikat, dan sumber mengatakan pemerintahan Moon Jae-in telah gagal mendapatkan dukungan AS untuk kapal selam semacam itu.

Sebagai pihak luar yang sering mengkritik Moon, Lee mengatakan dia tidak akan mempertahankan kebijakan ambiguitas strategis Moon antara Amerika Serikat, sekutu utama Korea Selatan, dan Cina, mitra ekonomi terbesarnya.

"Kita tidak perlu dipaksa untuk membuat pilihan dengan menjadi ambigu," katanya, menggambarkan situasi itu sebagai "mundur dan tunduk."

"Dengan pertumbuhan ekonomi, militer, dan soft power kita, diplomasi kita harus difokuskan pada membuat mereka memilih, bukan kita yang diminta untuk memihak. Saya menyebutnya diplomasi pragmatis berdasarkan kepentingan nasional," tujar Lee.

Di Korea Utara, Lee mendukung pendekatan "bottom-up" Presiden AS Joe Biden dalam memprioritaskan pembicaraan tingkat kerja, yang menurutnya akan berguna dalam menggambar rencana aksi jangka pendek yang realistis di bawah peta jalan yang komprehensif.

Moon Jae-in telah menawarkan jembatan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump, tetapi disalahkan karena meningkatkan harapan yang tidak realistis untuk agenda antar-Koreanya sendiri setelah pertemuan puncak 2019 yang gagal.

"Pendekatan top-down Trump tampak bagus tetapi tidak realistis...meskipun pertemuan puncak dan pembicaraan tingkat kerja dapat menciptakan interaksi yang positif," kata Lee.

Dia berjanji untuk menjadi mediator yang lebih proaktif untuk meredakan ketegangan dan ketidakpercayaan, dan memulai kembali negosiasi antara Pyongyang dan Washington, tetapi tidak menjelaskan bagaimana caranya.

Setiap pembicaraan baru harus ditujukan untuk menyusun peta jalan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara dengan imbalan keringanan sanksi AS, di mana kedua belah pihak terikat untuk mengambil tindakan nyata secara simultan dan bertahap, kata Lee.

Baca juga: Korea Selatan Jadi Negara Kedelapan di Dunia yang Punya Rudal SLBM

REUTERS








Korea Utara Luncurkan Hulu Ledak Nuklir Kecil Hwasan-31, Dirancang Bisa Serang AS?

36 menit lalu

Tangkapan layar menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang memeriksa hulu ledak nuklir di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar tak bertanggal yang digunakan dalam sebuah video. KRT/melalui Reuters TV/Handout melalui REUTERS
Korea Utara Luncurkan Hulu Ledak Nuklir Kecil Hwasan-31, Dirancang Bisa Serang AS?

Korea Utara meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil dan akan memproduksi lebih banyak bahan nuklir tingkat senjata.


BLACKPINK Pertimbangkan Kolaborasi dengan Lady Gaga di Pertemuan Presiden AS dan Korea Selatan

36 menit lalu

Blackpink dan Lady Gaga. FOTO/Instagram
BLACKPINK Pertimbangkan Kolaborasi dengan Lady Gaga di Pertemuan Presiden AS dan Korea Selatan

BLACKPINK mendapatkan tawaran untuk tampil bersama Lady Gaga di acara kedatangan Presiden Yoo Suk Yeol ke Amerika Serikat.


AS: Tidak Ada Indikasi Rusia Telah Memindahkan Senjata Nuklir ke Belarusia

2 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan teropong saat mengamati latihan militer
AS: Tidak Ada Indikasi Rusia Telah Memindahkan Senjata Nuklir ke Belarusia

AS belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia telah memindahkan senjata nuklir ke negara tetangga Belarusia atau di mana pun


Marah ke Joe Biden, Netanyahu: Israel Tidak Bisa Ditekan Negara Lain

3 jam lalu

Pertemuan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jerusalem (10/3). AP/Ariel Schalit
Marah ke Joe Biden, Netanyahu: Israel Tidak Bisa Ditekan Negara Lain

PM Israel Benjamin Netanyahu terlihat kurang senang dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden agar dia menghentikan upayanya mengubah sistem peradilan.


Kim Jong Un Ajak Anak Perempuanya Nonton Peluncuran Rudal Pakai Jaket Dior, Ini Profil Kim Ju Ae

6 jam lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae menyaksikan latihan rudal di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 20 Maret 2023. KCNA via REUTERS
Kim Jong Un Ajak Anak Perempuanya Nonton Peluncuran Rudal Pakai Jaket Dior, Ini Profil Kim Ju Ae

Menurut Badan Intelijen Korea Selatan, Kim Ju Ae anak kedua pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Anak belasan tahun itu diajak nonton peluncuran rudal.


AS Dukung Pembentukan Pengadilan Khusus untuk Agresi terhadap Ukraina

6 jam lalu

Suasana gedung apartemen yang dihancurkan oleh serangan militer Rusia di kota Borodianka yang rusak berat selama invasi Rusia ke Ukraina, di luar Kyiv, Ukraina 16 Februari 2023. REUTERS/Valentyn Ogirenko
AS Dukung Pembentukan Pengadilan Khusus untuk Agresi terhadap Ukraina

Selain AS, Ukraina, Uni Eropa termasuk Belanda secara terbuka mendukung gagasan pengadilan khusus.


Kisah Adnan Syed: Divonis Seumur Hidup, Dibatalkan, Disidang Lagi

7 jam lalu

Adnan Syed di Baltimore City Circuit Courthouse di Baltimore, Maryland AS, 19 September 2022. REUTERS/Jonathan Ernst
Kisah Adnan Syed: Divonis Seumur Hidup, Dibatalkan, Disidang Lagi

Pengadilan banding Maryland, AS mengembalikan hukuman Adnan Syed, yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan mantan pacarnya namun kemudian dibebaskan.


Korea Selatan dan Jepang Sama-sama Kalah 1-2 dalam Laga Persahabatan

16 jam lalu

Pemain Korea Selatan berselebrasi setelah menjebol gawang Uruguay dalam FIFA Matchday pada 28 Maret 2023. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Korea Selatan dan Jepang Sama-sama Kalah 1-2 dalam Laga Persahabatan

Ini adalah kekalahan perdana pelatih baru Korea Selatan, Juergen Klinsmann.


Kota Spokane, Amerika Serikat, Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2023

19 jam lalu

Logo BWF
Kota Spokane, Amerika Serikat, Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2023

BWF telah menetapkan Kota Spokane sebagai kota tuan rumah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior atau BWF World Junior Championships 2023.


Walt Disney PHK Massal Karyawan, 7.000 Orang Dipecat Demi Efisiensi

23 jam lalu

Walt Disney. Shutterstock
Walt Disney PHK Massal Karyawan, 7.000 Orang Dipecat Demi Efisiensi

Walt Disney memecat 7.000 karyawan di berbagai bidang dengan alasan efisiensi. PHK massal dilakukan mulai awal 2023.