TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Bulgaria berbondong-bondong melintasi perbatasan barat Turki dengan mobil atau bus yang penuh sesak, Mereka hendak berbelanja di Turki karena harga-harga murah seiring anjloknya mata uang Lira.
Dilansir dari Associated Press, sebelum masuk ke Turki mereka menukar mata uang. Para pelancong itu melanjutkan perjalanan ke pasar dan toko kelontong di kota Edirne, Turki barat laut.
Pada Malam Natal, pasar Turki di kota Edirne dipenuhi pembeli dari Bulgaria. Salah seorang warga negara Bulgaria, Hatice Ahmedova mengatakan dia berangkat pukul 3 pagi dengan bus yang akan membawanya melintasi perbatasan ke Edirne. Setelah menukar 200 Lev Bulgaria, dia mendapatkan 1.150 Lira Turki dan mulai berbelanja.
Pelancong lainnya, Gulfiye Osinova, 60, juga datang mencari hadiah Natal untuk anak dan cucunya, Ia mengatakan harga-harga di Bulgaria jauh lebih mahal.
Krisis ekonomi sedang membayangi Turki. Angka inflasi resmi di atas 21 persen yang memengaruhi harga makanan, bahan bakar dan barang-barang rumah tangga.
Meski naik, pembeli dari Bulgaria menyatakan harga barang di toko-toko kelontong Turki sangat murah. Mereka pun berbondong-bondong datang untuk berbelanja.
Lira mengalami gejolak paling hebat sepanjang bulan ini. Nilai tukar Lira menurun hampir setiap hari dan mencapai titik terendah sepanjang masa hingga menyentuh 18,36 per dolar AS pada 20 Desember 2021. Nilai mata uang Turki anjlok hingga lebih dari 60 persen dibandingkan dolar. Turis pun memanfaatkan penurunan Lira dengan berbelanja.
Presiden Tayyip Erdogan mengumumkan alat keuangan baru untuk melindungi Lira terhadap fluktuasi mata uang. Kebijakan ini berhasil membuat Lira menguat menjadi 10,83 terhadap dolar AS. Namun hari ini Lira kembali turun 2 persen terhadap Dolar AS.
Bulent Reisoglu, presiden koperasi pasar Ulus di Edirne, mengatakan jumlah wisatawan asing meningkat empat kali lipat selama beberapa pekan terakhir. "Tempat parkir dipenuhi dengan mobil Bulgaria, hampir tidak mungkin untuk melihat plat nomor Edirne atau Istanbul,” katanya.
“(Mereka) berbelanja seolah-olah gila, tidak tahu apa yang mereka beli dan membeli lima atau sepuluh yang sama untuk dijual kembali atau dengan berpikir mereka tidak akan menemukan barang itu lagi.”
Pembeli juga datang dari negara tetangga Yunani. Mereka membawa Euro dan menukarnya dengan Lira. Salah satu pembeli, Esra Molla, mengatakan dia senang bisa membeli hadiah untuk keluarga dan dirinya sendiri.
Sebaliknya, di saat warga asing berbondong-bondong belanja karena harga murah, daya beli penduduk Turki turun. Orang-orang mangantre panjang untuk membeli roti dalam cuaca dingin.
Erdogan mendesak pedagang menurunkan harga karena Lira stabil. Nanun belum ada tanda-tanda seruan Erdogan dituruti oleh pedagang.
Baca: Lira Turki Anjlok 8 Persen setelah Intervensi Anti-dolar Pemerintah Erdogan
AP | REUTERS