TEMPO.CO, Jakarta - Lira jatuh hampir 8% terhadap dolar pada Senin di tengah berlanjutnya kekhawatiran investor atas kebijakan moneter Turki, setelah melonjak lebih dari 50% minggu lalu setelah miliaran dolar intervensi pasar yang didukung negara.
Lira juga didukung minggu lalu oleh langkah pemerintah untuk menutupi kerugian Foreign Exchange pada deposito tertentu.
Mata uang lira melemah ke level 11,6 terhadap dolar AS pada Senin sebelum memangkas kerugian untuk diperdagangkan pada 11,35 poin pada pukul 08:00 GMT.
"Resistensi nilai tukar utama adalah di 11,45 dan 12,0, dengan level support 10,57 dan 10,25," kata QNB Invest dalam buletin harian, diikutip dari Reuters, 27 Desember 2021.
Reli pekan lalu membawa mata uang Turki kembali ke level pertengahan November.
Senin kemarin, lira telah jatuh ke level terendah sepanjang masa 18,4 per dolar AS, setelah penurunan selama berbulan-bulan karena kekhawatiran inflasi yang meningkat didorong oleh serangkaian penurunan suku bunga yang diprakarsai oleh Presiden Tayyip Erdogan.
Pada level saat ini mata uang masih 35% lebih lemah dari pada akhir tahun lalu.
Erdogan mengumumkan Senin malam lalu sebuah skema di mana Departemen Keuangan dan bank sentral Turki akan mengganti kerugian pada deposito lira yang dikonversi terhadap mata uang asing, memicu reli intraday terbesar lira.
Orang Turki tidak menjual dolar dalam jumlah besar pada Senin dan Selasa pekan lalu, menurut data resmi yang menunjukkan bahwa mereka hanya memainkan sedikit peran dalam kenaikan tersebut. Intervensi negara, sementara itu, merugikan bank sentral lebih dari US$8 miliar minggu lalu, menurut perhitungan para pedagang.
Bank sentral menjual US$1,35 miliar dalam intervensi valas langsung pada 2-3 Desember untuk mendukung lira ketika berdiri di sekitar 13,5 per dolar, menurut data.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi AHaber, Erdogan mengatakan orang Turki menunjukkan kepercayaan pada mata uang dalam negeri dan simpanan meningkat sebesar 23,8 miliar lira setelah pengumuman rencana anti-dolarisasi.
Tetapi data dari pengawas perbankan BDDK menunjukkan bahwa setelah akumulasi besar dolar minggu sebelumnya, deposan individu Turki memegang US$163,7 miliar mata uang keras Selasa lalu, hampir tidak berubah dari Senin dan Jumat, ketika totalnya adalah US$163,8 miliar.
Lira mendapat dorongan besar minggu lalu dari apa yang oleh para pedagang dan ekonom disebut penjualan dolar backdoor oleh bank-bank negara, didukung oleh bank sentral.
Di bawah tekanan dari Erdogan, bank sentral telah memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 500 basis poin menjadi 14% sejak September, meskipun inflasi telah meningkat menjadi lebih dari 21%. Kenaikan harga akan melebihi 30% tahun depan sebagian karena depresiasi lira, menurut prediksi para ekonom.
Baca juga: Erdogan Janjikan 4 Hal Ini, Nilai Lira Terdongkrak 20 Persen
REUTERS