TEMPO.CO, Jakarta - Suriah pada Senin mengutuk rencana Israel untuk menggandakan jumlah pemukim Yahudi ilegal dalam lima tahun di Dataran Tinggi Golan yang direbut dari Suriah pada 1967.
Suriah menyebutnya sebagai eskalasi berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya, media pemerintah Suriah melaporkan.
Dilaporkan Reuters, 28 Desember 2021, kabinet Israel menyetujui cetak biru pada Ahad untuk membangun sekitar 7.300 unit rumah tambahan di dataran tinggi strategis dalam sebuah langkah yang dapat memperketat cengkeramannya di wilayah tersebut.
"Suriah mengutuk keras eskalasi berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya oleh otoritas pendudukan Israel di Golan," kata kantor berita SANA yang dikelola pemerintah, menambahkan Damaskus akan berusaha menggunakan semua opsi hukum untuk merebut kembali wilayah itu.
Berbicara kepada stasiun TV Suriah al-Ekhbariya, Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad menyebut tindakan Israel terhadap Suriah sebagai "kriminal" dan mengatakan mereka melanggar Resolusi 497 PBB 1981 yang menyatakan pencaplokan efektif Israel atas Golan "batal demi hukum."
Israel telah sering melakukan serangan terhadap apa yang digambarkannya sebagai target Iran di Suriah, di mana pasukan yang didukung Teheran termasuk Hizbullah Lebanon telah dikerahkan selama dekade terakhir untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah.
Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan seluas 1.200 kilometer persegi pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional. Suriah menuntut kembalinya Dataran Tinggi Golan, yang juga menghadap Lebanon dan berbatasan dengan Yordania.
Baca juga: Israel Gandakan Pemukiman Yahudi di Golan, PM Bennett: Sudah Direstui AS
REUTERS