TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 30 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam kondisi terbakar akibat konflik di negara bagian Kayah, Myanmar pada Jumat, 24 Desember 2021. Kabar ini dikonfirmasi oleh warga setempat, media dan seorang aktivis HAM di Myanmar.
Kelompok HAM Karenni mengatakan mereka menemukan ada sejumlah jasad dalam kondisi terbakar di dekat desa Mo So, Kota Hpruso, Myanmar. Para korban itu diantaranya para pengungsi, yang terdiri dari lansia, perempuan dan anak-anak, yang diduga tewas oleh militer, yang sedang berkuasa di Myanmar.
“Kami sangat mengecam pembunuhan brutal, yang melanggar HAM,” demikian keterangan Karenni, yang diunggah di Facebook.
Pengunjuk rasa menggunakan senjata rakitan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer
Sedangkan media di Myanmar mewartakan militer mengakui telah menembak dan membunuh sejumlah terduga teroris yang melawan aparat militer di desa tersebut. Tindakan tersebut dilakukan ketika ada sejumlah orang (yang diduga teroris) melakukan iring-iringan dengan tujuh kendaraan dan mereka tidak mau berhenti saat diminta oleh aparat.
Militer Myanmar belum mau berkomentar mengenai hal ini.
Sejumlah foto yang dibagikan oleh kelompok HAM dan media di Myanmar memperlihatkan sisa-sisa tubuh yang hangus di truk yang terbakar. Karenni National Defence Force adalah salah satu kelompok sipil terbesar di Myanmar, yang menolak kudeta militer pada 1 Februari lalu.
Korban tewas dalam kondisi terbakar yang ditemukan pada Jumat kemarin bukan anggota Karenni National Defence Force, namun warga sipil Myanmar yang ingin mengungsi berlindung dari konflik.
Sumber: Reuters
Baca juga: Militer Myanmar Serang Pemberontak Lewat Udara di Perbatasan Thailand
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.