TEMPO.CO, Jakarta - Tentara bayaran Rusia telah dikerahkan ke Ukraina timur yang dikuasai separatis dalam beberapa pekan terakhir untuk memperkuat pertahanan melawan militer Ukraina saat ketegangan antara Moskow dan Barat meningkat, menurut empat sumber kepada Reuters.
Dari empat sumber, tiga mengakui mendapat tawaran dari perekrut tentara bayaran untuk pergi ke Donbass. Mereka mengatakan perekrut tidak mengungkapkan siapa yang mereka wakili. Keempat sumber menolak disebutkan namanya, dengan alasan kekhawatiran akan keselamatan mereka, menurut laporan Reuters, 24 Desember 2021.
Dua dari tiga sumber mengatakan mereka telah menerima tawaran, sementara yang ketiga mengatakan telah menolak.
"Mereka mengumpulkan semua orang dengan pengalaman tempur," kata salah satu dari dua yang menerima tawaran.
Dia mengatakan dia sebelumnya bertempur di Ukraina dan Suriah untuk kelompok kontraktor keamanan Rusia yang operasinya sangat selaras dengan kepentingan strategis Rusia. Dia menolak untuk mengidentifikasi kontraktor yang dimaksud.
Tentara bayaran itu mengatakan dia berencana untuk bergabung dengan sesama tentara bayaran di sisi perbatasan Rusia dengan wilayah Luhansk yang dikuasai separatis di Ukraina timur.
Alexander Ivanov, kepala Community of Officers For International Security, sebuah kelompok non-pemerintah yang mewakili kontraktor militer Rusia di Republik Afrika Tengah, mengatakan dia tidak memiliki satu konfirmasi apa pun bahwa tentara bayaran Rusia telah dikerahkan ke Ukraina.
Tiga dari sumber mengatakan mereka tidak mengetahui adanya rencana untuk serangan baru Rusia di Ukraina atau persiapan invasi akan dilakukan.
Salah satu sumber, seorang kontraktor yang telah terlibat dalam operasi Rusia di luar negeri dan telah tiba di Ukraina timur, mengatakan pengerahan itu untuk tujuan pertahanan. Tentara bayaran pertama mengatakan hal yang sama.
Sumber lain mengatakan dia tidak terlibat langsung dalam pengerahan itu, tetapi berhubungan dengan orang-orang di lapangan yang sedang menjalani pelatihan khusus. Dia mengatakan tujuan pengerahan itu adalah apa yang dia sebut kegiatan sabotase untuk merusak stabilitas di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina 8 April 2021. Pada 26 Maret silam, empat serdadu Ukraina tewas akibat tembakan senjata artileri Rusia ke kawasan timur Ukraina. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Republik Rakyat Donetsk (DPR) memproklamasikan kemerdekaannya dari Ukraina pada 2014 setelah pasukan separatis menguasai sebagian Ukraina timur. Didukung oleh Rusia, status memproklamirkan dirinya belum diakui secara internasional. Alexander Borodai, mantan perdana menteri DPR dan kepala Persatuan Relawan Donbass, mengatakan organisasinya tidak terlibat dalam perekrutan tentara bayaran untuk timur Ukraina.
Anggota organisasinya sebelumnya bertempur di Ukraina dan Suriah.
"Jika dan ketika dibutuhkan, kami akan memanggil orang-orang – tetapi belum ada panggilan untuk saat ini," kata Borodai, yang juga anggota parlemen untuk partai yang berkuasa di Rusia, Rusia Bersatu.
Juru bicara separatis Eduard Basurin mengatakan dia tidak tahu apa-apa tentang penempatan kontraktor keamanan Rusia baru-baru ini ke Ukraina timur.
Dinas intelijen militer Ukraina maupun dinas keamanan negara enggan berkomentar.
Menanggapi laporan ini, Kremlin mengatakan pemerintah tidak ada hubungannya dengan kontraktor militer swasta Rusia yang operasinya digambarkan sebagai sukarelawan tanpa koneksi ke negara.
"Ini pertama kalinya kami mendengar tentang ini dan kami tidak tahu seberapa valid pernyataan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan tidak ada pasukan reguler Rusia atau penasihat militer di Ukraina timur dan tidak pernah ada, dan Moskow tidak mempertimbangkan untuk mengirimnya. Kyiv membantahnya dan mengatakan ada pasukan reguler Rusia di wilayah itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah mengerahkan puluhan ribu tentara reguler ke pos-pos yang lebih dekat ke Ukraina. Rusia juga meminta jaminan keamanan dari Barat agar Ukraina dan negara-negara tetangga lainnya tidak digunakan sebagai pangkalan untuk menyerangnya.
Barat dan Ukraina menuduh sedang Rusia mempersiapkan serangan baru terhadap tetangga selatannya bulan depan, tuduhan yang dibantah Moskow.
Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung separatis pro-Rusia yang merebut sebagian besar kawasan industri Donbass di Ukraina timur pada tahun yang sama, dan terus memerangi pasukan pemerintah Ukraina di sana.
Baca juga: Joe Biden Siapkan Sanksi untuk Hancurkan Industri Pesawat dan Smartphone Rusia
REUTERS