TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya satu orang telah meninggal di Inggris setelah tertular varian Omicron virus corona, kata Perdana Menteri Boris Johnson pada Senin.
Johnson juga memperingatkan bahwa varian Omicron sekarang menyumbang 40% dari infeksi di ibu kota Inggris.
Sejak kasus Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, Boris Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, dan pada Ahad, ia mendesak orang untuk mendapatkan suntikan vaksin booster untuk mencegah layanan kesehatan kewalahan.
Mengunjungi pusat vaksinasi di London, Johnson mengucapkan selamat kepada mereka yang mendapatkan suntikan booster dan membagikan stiker sebelum memberi tahu wartawan bahwa seorang pasien telah meninggal karena Omicron.
"Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dengan Omicron," kata Boris Johnson, dikutip dari Reuters, 13 Desember 2021.
"Jadi saya pikir gagasan bahwa ini adalah versi virus yang lebih ringan - saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita atur di satu sisi - dan hanya mengenali kecepatannya di mana ia berakselerasi melalui populasi," katanya.
Ditanya berulang kali apakah dia bisa mengesampingkan pembatasan yang lebih ketat di Inggris sebelum Natal, Johnson tidak memberikan jawaban langsung.
Johnson mengatakan ada lonjakan kasus Omicron di London, dan Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan varian itu menyebar pada "tingkat fenomenal".
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengocok vaksin COVID-19 Pfizer di pusat vaksinasi Little Venice Sports Centre, di London, Inggris 22 Oktober 2021 .Matt Dunham/Pool via REUTERS
Boris Johnson, yang bergulat dengan perlawanan dari partainya sendiri atas langkah-langkah untuk mengekang Omicron dan skandal acara pesta di kantornya di Downing Street selama lockdown tahun lalu, mengatakan orang harus bergegas mendapatkan vaksin penguat untuk melindungi aktivitas bebas pembatasan.
Setelah COVID-19 pertama kali terdeteksi di Cina pada akhir 2019, ia menghadapi kritik karena awalnya menolak lockdown.
Dia juga telah dikritik karena kegagalannya memindahkan pasien ke rumah perawatan, dan karena membangun sistem tes dan pelacakan yang mahal tetapi gagal menghentikan gelombang kedua yang mematikan.
Boris Johnson membela diri dengan mengatakan meski ada beberapa kesalahan, pemerintah membuat keputusan dengan cepat dalam krisis kesehatan masyarakat terbesar selama beberapa generasi, dan mengatakan pemerintahnya dengan cepat meluncurkan vaksin.
Lebih dari 146.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di Inggris.
Javid mengatakan meskipun hanya 10 orang yang dirawat di rumah sakit dengan varian Omicron, penyebarannya yang cepat berarti bahwa jika pemerintah tidak bertindak, layanan kesehatan dapat kewalahan.
Baca juga: Varian Omicron Sumbang 40 Persen dari Total Infeksi COVID-19 di London
REUTERS