TEMPO.CO, Jakarta -BP Statistical Review of World Energy 2021 mencatat turunnya permintaan energi global sebesar 4,5 persen pada 2020, yang berhubungan dengan tingkat emisi karbon.
Sejalan dengan hal ini, emisi karbon dioksida global juga mengalami penurunan sebesar 6 persen pada 2020.
Melansir dari Forbes, Jumat, 23 Juli 2021, penurunan itu merupakan penurunan tahunan terbesar sejak akhir Perang Dunia II.
Pada 2020, emisi karbon dioksida global adalah 32,3 miliar metrik ton. Siapa negara penyumbang emisi karbon terbesar?
Pertama, adalah Cina yang bertanggungjawab terhadap sepertiga emisi karbon global. Negara ini menghasilkan 9,9 miliar metrik ton emisi karbon dioksida.
Di posisi berikutnya ada Amerika Serikat dengan 4,5 miliar metrik ton emisi karbon dalam setahun. Kemudian ada India yang menghasilkan 2,3 miliar metrik ton emisi karbon.
Sejumlah pekerja menggunakan sapu saat membesihkan jalanan yang diselimuti asap di Greater Noida, India, 10 November 2017. Polusi udara di kota tersebut bahkan sudah 10 kali lebih parah dari yang pernah terjadi di Beijing. AP
Posisi keempat ditempati Rusia. Negara berjuluk beruang merah ini menghasilkan emisi karbon sebanyak 1,5 miliar metrik ton.
Posisi berikutnya ditempati Jepang dengan 1 miliar metrik ton emisi karbon. Kemudian Iran berada di posisi keenam dengan 0,7 miliar metrik ton emisi karbon.
Posisi ketujuh ditempati oleh tiga negara yang sama-sama menghasilkan 0,6 miliar metrik ton emisi karbon. Ketiga negara itu adalah Jerman, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menempati posisi berikutnya, yakni 8 dengan kontribusi emisi karbon sebanyak 0,5 miliar metrik ton.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Mengenal Pasar Karbon di KTT COP26