TEMPO.CO, Jakarta - Pakta iklim global KTT COP26 nyaris gagal ketika perdebatan sengit selama pleno tentang penghapusan batu bara untuk menjaga suhu bumi pada 1,5 derajat Celsius.
Alok Sharma, presiden konferensi iklim PBB di Skotlandia, telah mengadakan pertemuan terakhir perwakilan dari hampir 200 negara untuk menyampaikan Pakta Iklim Glasgow, sebuah kesepakatan yang dimaksudkan untuk memastikan dunia masih memiliki kesempatan untuk menghindari dampak terburuk dari pemanasan global.
Itu adalah momen yang lahir dari minggu-minggu negosiasi yang sulit dan berbulan-bulan persiapan yang melelahkan.
Tetapi ketika para delegasi bersiap untuk mengambil tempat duduk mereka untuk mengadopsi kesepakatan itu pada Sabtu malam, perselisihan yang belum terselesaikan mengenai batu bara mengancam akan menggagalkannya, dan sebagian besar orang di ruangan itu tidak tahu.
Cina, India, dan negara berkembang lainnya yang kaya akan cadangan batu bara mengancam akan menggagalkan kesepakatan karena kata-kata yang meminta pemerintah untuk "menghentikan" penggunaan batu bara mereka, permintaan yang mereka anggap tidak adil dan merusak harapan mereka akan pertumbuhan ekonomi.
Dikutip dari Reuters, 15 November 2021, utusan khusus iklim AS John Kerry telah bekerja di ruangan itu dan mengetahui masalah ini saat mengobrol dengan rekannya dari Cina Xie Zhenhua. Beberapa hari sebelumnya kedua orang itu telah meningkatkan moral di KTT dengan meluncurkan deklarasi bersama yang mengejutkan di mana Beijing berjanji untuk meningkatkan ambisinya untuk mengurangi emisi.
"Anda seharusnya menghapus batu bara secara bertahap selama 20 tahun ke depan, Anda baru saja menandatangani perjanjian dengan kami," kata Kerry kepada Xie saat mereka berdiri bersama di aula pleno yang ramai.
Xie, melalui penerjemahnya menjawab, "kami mengatakan penurunan bertahap."
Beberapa saat kemudian, ketika delegasi negara lain menunggu pleno dibuka, Kerry, Xie, dan rekan-rekan mereka dari Uni Eropa dan India meninggalkan ruangan untuk bertemu secara pribadi. Mereka keluar dari pertemuan mereka sekitar 30 menit kemudian.
Ketika Xie kembali, dia mengatakan kepada seorang reporter Reuters bahwa "kami memiliki kesepakatan" dan mengacungkan jempol.
Kesepakatan itu diperkenalkan ke ruangan dengan canggung.
Presiden COP26 Alok Sharma bereaksi selama Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris 13 November 2021. [REUTERS/Yves Herman]
Ketika Alok Sharma akhirnya membuka pertemuan dan memulai proses mengadopsi kesepakatan, Cina dan India turun tangan.
India-lah yang menyusun proposal menit terakhir mereka. "'Penghapusan bertahap' batu bara akan menjadi 'penurunan bertahap' batu bara," kata Menteri Lingkungan Hidup Bhupender Yadav.
Alok Sharma, berdiri di podium, tampak seperti akan menangis. Dia meminta maaf kepada pleno, dan kemudian bertanya apakah proposal itu dapat diterima.
Meskipun kritik pedas dari negara-negara lain mulai dari Swiss sampai Meksiko, yang khawatir "penurunan bertahap" akan membuka pintu untuk penggunaan batu bara tanpa akhir, tidak ada yang mau meninggalkan Glasgow tanpa kesepakatan.
Draf kesepakatan itu pun diloloskan.
Delegasi yang tidak puas diizinkan untuk berbicara. Kemudian Alok Sharma meminta pleno untuk mendukung pengesahan kesepakatan, dan tanpa ada delegasi yang secara resmi keberatan, dia mengetuk palu untuk menunjukkan bahwa kesepakatan itu telah disetujui.
Ditanya tentang situasi emosional di atas panggung, Sharma kemudian mengatakan kepada wartawan, "saya tidur sekitar enam jam dalam tiga hari terakhir. Tapi Anda tahu, lihat, itu emosional, dalam arti bahwa secara kolektif, sebagai sebuah tim, kita telah mencapai apa yang saya dan banyak orang lain ragukan."
Kerry telah menengahi perdebatan yang akhirnya menyatukan Pakta Iklim Glasgow. "Jika kami tidak melakukan itu, kami tidak akan memiliki kesepakatan," katanya kepada wartawan setelah pleno KTT COP26
Baca juga: Apa Saja Poin Kesepakatan yang Dihasilkan dalam KTT COP26?
REUTERS