TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 19 anggota polisi militer dan seorang warga sipil Burkina Faso tewas dalam serangan yang dilakukan kelompok militan, Minggu, 14 November 2021.
Serangan diduga dilakukan kelompok Al-Qaeda, namun sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab.
"Pagi ini satu detasemen mengalami serangan pengecut dan biadab. Mereka mempertahankan posisi mereka," kata Menteri Keamanan Maxime Kone seperti dikutip Reuters, Senin, 16 November 2021.
Sebanyak 22 anggota polisi militer lainnya selamat dari serangan.
Serangan terhadap pos polisi militer di dekat tambang emas di Inata terjadi dua hari setelah serangan lain di mana tujuh polisi tewas di daerah dekat Niger dan Mali.
Kelompok militan Islam yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam ISIS aktif di daerah tiga perbatasan di mana beberapa negara termasuk Prancis, Chad, Niger, Mali dan Burkina Faso telah mengerahkan ratusan tentara.
Dua sumber keamanan Burkina Faso dan satu sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters sebelumnya pada hari Minggu bahwa setidaknya 30 polisi militer tewas dalam serangan itu dan jumlah korban bisa lebih tinggi, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Burkina Faso.
Angkatan bersenjata Burkina Faso mengkonfirmasi serangan di negara Afrika Barat itu hari Minggu itu dalam sebuah pernyataan yang mengatakan "detasemen gendarmerie menjadi sasaran serangan teroris".