TEMPO.CO, Jakarta - Belarus meyakinkan telah menolak masuknya sekitar 2 ribu migran dengan meminta mereka pulang ke negara asal masing-masing. Menteri Luar Negeri Belarus Vladimir Makei mengatakan keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya menghentikan migrasi ilegal.
Pernyataan Menlu Makei itu disampaikan saat Minsk menghadapi tuduhan telah mendorong para migran agar melintasi Polandia dan Lithuania melalui teritorialnya. Makei menyatakan pihaknya telah mencabut izin 30 perusahaan biro perjalanan yang mengundang para migran sekitar sebulan lalu.
“Kami telah menahan sekitar 700 orang pelanggar aturan di wilayah perbatasan. Kami sudah memulangkan 2 ribu orang yang berasal dari sejumlah negara dan tidak tidak punya dokumen yang sah,” kata Makei, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Petugas Polandia berjaga saat ratusan migran berkumpul di perbatasan Belarus dan Polandia, 8 November 2021. MON/Handout via REUTERS
Tidak dijelaskan apakah para migran yang diputar balik untuk kembali ke negaranya itu termasuk mereka yang dalam beberapa pekan tiba mengingat krisis migran telah berkembang dengan cepat di wilayah perbatasan antara Belarus dengan negara-negara anggota Uni Eropa seperti Polandia dan Lithuania.
Uni Eropa menuding Minsk sedang menciptakan krisis sebagai sebuah serangan balasan karena sanksi yang dijatuhkan pada negara itu. Belarus dituduh telah menerbitkan visa di Timur Tengah, menerbangkan para migran dan mendorong mereka melintasi wilayah perbatasan secara ilegal. Minsk menolak tudingan tersebut.
Ribuan migran dari Timur Tengah saat ini berlindung di wilayah perbatasan di tengah suhu yang dingin. Beberapa bahkan ada yang sampai meninggal.
Baca juga: Rusia Salahkan Uni Eropa atas Krisis Migran di Perbatasan Belarusia dan Polandia
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.