Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suha Arafat, Abu Ammar, dan Pernikahan yang Mengejutkan

Reporter

image-gnews
Kamar tidur yang digunakan Yasser Arafat di masa-masa terakhirnya yang dipamerkan di Yasser Arafat Museum di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 9 November, 2016. AP/Majdi Mohammed
Kamar tidur yang digunakan Yasser Arafat di masa-masa terakhirnya yang dipamerkan di Yasser Arafat Museum di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 9 November, 2016. AP/Majdi Mohammed
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nama istri almarhum Yasser Arafat, Suha Arafat menjadi lebih banyak disebut-sebut setelah dengan berani menyebut suaminya mati karena dibunuh. Asumsi itu ia ungkapkan belum lama setelah Abu Ammar, begitu ia memanggil suaminya, meninggal di Rumah Sakit Militer Percy, dekat Paris, Perancis. Kepada media Suha menyebutkan ada konspirasi yang mencoba mengubur Yasser Arafat hidup-hidup.

Melansir dari reuters.com, Suha sempat menjenguk Yasser Arafat sebelum suaminya meninggal, sebelumnya Suha yang melarikan diri dari Palestina dengan putri kecil mereka setelah pecahnya pemberontakan melawan pendudukan Israel pada 2000.

Setelah berpisah selama tiga tahun dalam pelarian, pertemuan terakhir Suha dengan Arafat tidak lama. Arafat meninggal dengan vonis gangguan darah.

Pada 2012, kecurigaan Suha terbukti, Yasser Arafat tak mati secara alami. Setelah penyelidikan dengan menggali kuburan pemimpin Palestina itu, ahli forensik Swiss menemukan bahwa terdapat kandungan radioaktif polonium 18 kali lebih tinggi dari umumnya.

Suha Arafat kembali angkat bicara soal kematian suaminya, sekali lagi. Janda Yasser Arafat itu meminta penyelidikan di pengadilan Prancis. Ia menuduh seseorang dari lingkaran dalam pemimpin Palestina telah meracuni suaminya.

aljazeera.com menulis, Suha yang lahir di Yerusalem pada 1963, tumbuh dalam keluarga kaya. Ayahnya bankir dan ibunya, Raymonda Tawil, seorang penyair dan jurnalis nasionalis yang pernah memberikan Layanan Pers Palestina di Yerusalem.

Dibesarkan sebagai seorang Katolik, Suha mengenyam pendidikan di Sekolah Suster Rosario di Yerusalem. Setelah lulus, ibunya menggunakan hubungan dekatnya dengan Yasser Arafat untuk mendapatkan beasiswa bagi Suha di Sorbonne, Paris.

Ibu Suha memperkenalkan Yasser Arafat kepada puterinya saat dia belajar di Sorbonne. Yasser Arafat kemudian memperkerjakan Suha sebagai staf pribadinya di Tunis.

Menurut biography.com, pada 1990, Yasser Arafat, seorang Muslim Sunni, menikahi Suha, yang masuk Islam. Pada saat itu, Arafat berusia 62 tahun dan Suha 28 tahun. Pernikahan rahasia itu mengejutkan sebagian besar warga Palestina karena Arafat selalu mengatakan bahwa dia “menikah dengan tujuan Palestina.”

Setelah penandatanganan Kesepakatan Oslo dan kembalinya kepemimpinan PLO dari pengasingan pada 1994, Suha tinggal bersama suaminya di sebuah rumah sederhana berlantai dua di Kota Gaza. Sejak awal, mereka dikabarkan hidup terpisah dan memiliki tempat tinggal terpisah di rumah mereka. Meskipun dia masuk Islam, apartemennya dihiasi dengan gambar Yesus Kristus, Paus Yohanes Paulus II, dan Yasser Arafat muda.

Suha mendirikan sebuah organisasi bantuan untuk meningkatkan status perempuan dalam masyarakat Palestina. Sementara sebagian besar wanita di Gaza memiliki sedikit hak dalam sistem Islam otoriter yang berlaku di sana, Suha menikmati hak istimewa yang langka untuk mengendarai mobil dan berkeliling daerah miskin dengan BMW birunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Juli 1995, pasangan Suha dan Yasser Arafat dikaruniai putri bernama Zawha. Keputusan Suha untuk melahirkan di sebuah rumah sakit Prancis membuat marah banyak warga Palestina di kamp-kamp pengungsi di Jalur Gaza, terutama setelah dia mengatakan bahwa kondisi sanitasi di rumah sakit Palestina adalah “bencana.”

Menurut reuters.com, ketika pemberontakan Palestina meningkat pada 2000, Suha membawa putrinya dan pergi untuk tinggal bersama ibunya di Paris. Kepergiannya semakin membuat marah para pengkritiknya, yang mengatakan dia melarikan diri dari kesulitan hidup sehari-hari di bawah Israel demi gaya hidup mewah di Prancis.

Sementara Arafat dikenal dengan pakaian militernya, penampilannya yang tidak rapi, dan gaya hidup yang keras, Suha menunjukkan gaya hidup boros setelah pindah ke Paris. Dia menerima tunjangan bulanan sebesar US$100 ribu.

Kegiatan Suha juga menarik perhatian jaksa Prancis, yang mengumumkan pada Oktober 2003 bahwa mereka telah membuka penyelidikan pencucian uang atas transfer US$11,4 juta dari Swiss ke rekening bank Prancis. Suha juga menjadi perhatian karena sejumlah komentar kontroversialnya.

Pada 11 November 1999, kepada Ibu Negara AS Hillary Rodham Clinton, Suha mengatakan, “Rakyat kami telah menjadi sasaran penggunaan gas beracun setiap hari dan ekstensif oleh pasukan Israel, yang telah menyebabkan peningkatan kasus kanker di kalangan wanita dan anak-anak.”

Dalam sebuah wawancara pada 2001, Suha mengumumkan, ia membenci orang Israel dan menentang normalisasi dengan mereka. “Mereka bertanggung jawab atas masalah yang dimiliki anak-anak kita.” 

Pada 2002, tepat sebelum suaminya mengutuk semua tindakan teroris yang mentargetkan warga sipil, Suha tampaknya mendukung bom bunuh diri, dengan mengatakan bahwa jika dia memiliki seorang putra, “tidak ada kehormatan yang lebih besar” daripada mengorbankannya untuk tujuan Palestina.

Suha juga terang-terangan mengkritik banyak penasihat Palestina untuk suaminya dan beberapa usaha besar Otoritas Palestina. Dalam satu wawancara, Suha mengolok-olok kasino yang dikelola Palestina di Yerikho sebagai aib. “Kami tidak memiliki rumah sakit, tidak ada saluran pembuangan, anak-anak yang sakit, masyarakat yang sakit secara keseluruhan. Tapi, oh, kami berjudi. Besar...” 

Baca: Yasser Arafat dan Konspirasi di Sekitar Kematiannya

HENDRIK KHOIRUL MUHID | EK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

1 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

2 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

3 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

4 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

5 jam lalu

Aktivis HAM saat menghadiri acara Koalisi Musisi Untuk Gaza'STOP GENOSIDA PALESTINA' di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 19 April 2024. Dalam aksinya para Aktivis HAM menuntut gencatan senjata dan kemerdekaan absolut Palestina dari okupansi Israel dan kroninya. TEMPO/Subekti.
Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.


Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

8 jam lalu

Para pengunjuk rasa berada di sebuah perkemahan tempat para mahasiswa melakukan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik antara Israel dan Hamas, di kampus Universitas Northwestern di Evanston, Illinois, AS, 25 April 2024. REUTERS/Nate Swanson
Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

Bentrokan baru antara polisi dan mahasiswa pro-Palestina yang menentang perang Israel di Gaza pecah pada Kamis, 25 April 2024.


Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

10 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

21 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

22 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.