Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oposisi Sebut Pengusiran Duta Besar Sebagai Taktik Erdogan Alihkan Isu Ekonomi

Reporter

image-gnews
Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota Partai AK yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 23 Desember 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran melalui REUTERS]
Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota Partai AK yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 23 Desember 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran melalui REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lawan politik Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada Ahad, seruannya untuk mengusir duta besar dari 10 negara sekutu Barat adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari kesulitan ekonomi Turki, sementara para diplomat berharap pengusiran itu mungkin dapat dihindari.

Pada Sabtu, Erdogan mengatakan dia telah memerintahkan para duta besar dinyatakan 'persona non grata' karena menuntut pembebasan dermawan Osman Kavala dari penjara.

Hingga Minggu malam, belum ada tanda-tanda kementerian luar negeri akan melaksanakan instruksi tersebut, yang akan membuka keretakan terdalam dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaan Erdogan.

Krisis diplomatik itu bertepatan dengan kekhawatiran investor tentang jatuhnya lira Turki ke rekor terendah setelah bank sentral, di bawah tekanan dari Erdogan untuk merangsang ekonomi, secara tak terduga memangkas suku bunga sebesar 200 poin pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, 25 Oktober 2021, lira mencapai titik terendah baru sepanjang masa di awal perdagangan Asia, melemah 1,6% menjadi 9,75 per dolar AS dalam sebuah langkah yang dikaitkan oleh para bankir dengan komentar Erdogan. Lira Turki telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya sepanjang tahun ini.

Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama CHP, mengatakan "Erdogan dengan cepat menyeret negara itu ke jurang".

"Alasan dari langkah-langkah ini bukan untuk melindungi kepentingan nasional tetapi untuk menciptakan alasan buatan untuk kehancuran ekonomi," katanya di Twitter.

Osman Kavala, seorang donatur untuk banyak kelompok masyarakat sipil, telah dipenjara selama empat tahun, didakwa membiayai protes nasional pada tahun 2013 dan dengan keterlibatan dalam kudeta yang gagal pada tahun 2016. Dia menyangkal tuduhan tersebut dan tetap ditahan sementara persidangannya berlanjut.

"Kami telah melihat film ini sebelumnya," kata wakil pemimpin Partai IYI oposisi Yavuz Agiralioglu. "Kembali sekaligus ke agenda kita yang sebenarnya dan masalah mendasar negara ini - krisis ekonomi."

Pengusaha Turki Osman Kavala.[Hurriyet Daily News]

Erdogan mengatakan para duta besar telah gagal untuk menghormati peradilan Turki dan tidak memiliki hak untuk menuntut pembebasan Osman Kavala.

Sinan Ulgen, ketua think tank Edam yang berbasis di Istanbul dan mantan diplomat Turki, mengatakan waktu Erdogan tidak sesuai karena Turki berusaha untuk mengkalibrasi ulang kebijakan luar negerinya dari ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya masih berharap bahwa Ankara tidak akan melalui ini," cuitnay di Twitter, menggambarkan langkah itu sebagai yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara sekutu NATO.

"Pembentukan kebijakan luar negeri bekerja keras untuk menemukan formula yang lebih dapat diterima. Tapi waktu hampir habis," katanya.

Tetapi Erdogan tidak selalu menindaklanjuti ancamannya. Pada 2018, dia mengatakan Turki akan memboikot barang elektronik AS dalam perselisihan dengan Washington. Penjualan tidak terpengaruh. Tahun lalu, dia meminta orang Turki untuk memboikot barang-barang Prancis atas apa yang dia katakan sebagai agenda "anti-Islam" Presiden Emmanuel Macron, tetapi tidak ditindaklanjuti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu sumber diplomatik mengatakan keputusan dapat diambil pada rapat kabinet Senin dan de-eskalasi masih mungkin dilakukan. Erdogan mengatakan dia akan bertemu Presiden AS Joe Biden pada KTT G20 akhir pekan depan di Roma.

Erdogan telah mendominasi politik Turki selama dua dekade, tetapi dukungan untuk aliansi yang berkuasa telah terkikis menjelang pemilihan yang dijadwalkan pada 2023, sebagian karena inflasi yang tinggi.

Dana Moneter Internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 9% tahun ini, inflasi lebih dari dua kali lipat, dan lira telah jatuh 50% terhadap dolar sejak kemenangan pemilihan terakhir Erdogan pada 2018.

Emre Peker, dari konsultan Eurasia Group yang berbasis di London, mengatakan ancaman pengusiran pada saat kesulitan ekonomi adalah "paling tidak dipertimbangkan dengan baik, dan paling buruk adalah langkah bodoh untuk meningkatkan popularitas Erdogan yang anjlok".

"Erdogan harus memproyeksikan kekuatan untuk alasan politik dalam negeri," katanya.

Dalam pernyataan bersama pada 18 Oktober, duta besar Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Kavala, dan untuk pembebasannya segera.

Sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengatakan kepada Reuters, bahwa 10 negara sedang berkonsultasi satu sama lain tentang ancaman pengusiran ini.

Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menyerukan pembebasan segera Osman Kavala dua tahun lalu, dengan mengatakan tidak ada kecurigaan yang masuk akal bahwa dia telah melakukan pelanggaran.

Persidangan Kavala berikutnya akan digelar pada 26 November.

Osman Kavala mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak akan lagi menghadiri persidangannya karena sidang yang adil tidak mungkin dilakukan setelah komentar baru-baru ini oleh Erdogan.

Erdogan, seperti dikutip pada Kamis, mengatakan para duta besar tersebut tidak akan melepaskan "bandit, pembunuh dan teroris" di negara mereka sendiri.

Baca juga: Erdogan Usir 10 Dubes Barat karena Tuntut Pembebasan Osman Kavala

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

3 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

5 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

6 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

10 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

10 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

11 hari lalu

Pegiat pelanggar HAM berat yang diiniasi Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanuasiaan Indonesia (JRKI) dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) melakukan aksi kamisan yang ke-804 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024. Aksi tersebut menuntut Presiden RI Joko WIdodo untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM beat secara berkeadilan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?


Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

11 hari lalu

Warga berkumpul di lokasi gedung rusak yang diduga oleh media Suriah dan Iran sebagai serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, 1 April 2024.  REUTERS/Firas Makdesi
Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman di Teheran setelah ketiga negara mengecam serangan Iran ke Israel.