TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari delapan bulan Sean Turnell meringkuk di tahanan Junta Militer Myanmar. Ekonom asal Australia ini terbawa-bawa dalam sengketa politik di Negeri Seribu Pagoda itu karena ia adalah penasihat ekonomi Aung San Suu Kyi.
Turnell ditangkap oleh Junta Myanmar pada 6 Februari 2021, lima hari setelah kudeta militer Myanmar yang menggulingkan pemerintahan Liga Nasional untuk Demokrasi yang terpilih.
Menurut Myanmar Now, 15 Oktober 2021, ia dituduh melanggar melanggar Undang-Undang Rahasia Negara dari zaman kolonial dengan ancaman hukuman penjara 14 tahun.
Menurut juru bicara Junta, Brigjen Zaw Min Tun, Turnell menghadapi dua tuduhan dia mencoba melarikan diri dari negara itu dengan membawa informasi keuangan rahasia setelah kudeta militer 1 Februari 2021. Kedua, ia dituduh melanggar Undang-Undang Keimigrasian dengan ancaman hukuman penjara lima tahun.
“Kami yakin Prof Turnell ditahan secara sewenang-wenang,” kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, Juni lalu.
Ia mengatakan bahwa pejabat konsuler “telah secara konsisten mencari pembebasan [Turnell] sejak dia ditahan beberapa bulan yang lalu sekarang”, dan bahwa para pejabat telah berkomunikasi dengan Turnell dan keluarganya.
Berbagai cara dilakukan, namun tidak membuahkan hasil. Awal Juni lalu, Laksamana David Johnston, wakil kepala pasukan pertahanan Australia, sempat berbicara berbicara dengan Soe Win, wakil jenderal senior dan wakil panglima militer Myanmar, seperti dilaporkan Australian Broadcasting Corporation.
Johnston “menyatakan keprihatinan mendalam Australia pada situasi di Myanmar dan menegaskan kembali seruan Australia untuk segera membebaskan Profesor Sean Turnell” menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) yang dilihat oleh ABC.
“Wakil Laksamana Johnston menggarisbawahi prioritas yang sangat tinggi yang diberikan Australia pada pembebasan Profesor Turnell, dan membuat berbagai permintaan mengenai keadaannya,” kata pernyataan itu.
Australia menangguhkan program pelatihan pertahanan dengan Myanmar senilai sekitar 1,5 juta dolar Australia (Rp16,8 miliar) selama lima tahun. Program ini telah dibatasi untuk area non-tempur seperti pelatihan bahasa Inggris.
Tapi sejauh ini, upaya Australia sia-sia. Turnell tetap ditahan dan Kamis, 14 Oktober 2021, diadili tanpa didampingi pengacara.
"Saya masih belum bisa mengadakan diskusi pribadi dengan klien saya mengenai kasus ini," kata pengacara Turnell, Ye Lin Aung, kepada Myanmar Now.
Ye Lin Aung mengatakan bahwa di persidangan, dia mengajukan permintaan kepada hakim untuk mengizinkannya bertemu dengan Turnell sendirian, tapi ditolak.
Permintaan pengacara untuk menyewa juru bahasa Burma-Inggris untuk Turnell juga ditolak.
Siapa Turnell?
Turnell sudah dekat dengan Myanmar sejak lama. Ia melakukan penelitian tentang ekonomi Myanmar, serta reformasi sektor keuangan di negara-negara berkembang, sejarah lembaga moneter global, dan sejarah penelitian ekonomi Australia.
Pada 2009, Studi Asia Institut Nordic menerbitkan bukunya tentang periode-periode penting dalam sejarah sektor keuangan Myanmar, Fiery Dragons: Banks, Moneylenders and Microfinance in Burma.
Setelah lulus dengan gelar sarjana ekonomi dan gelar PhD dari Macquarie University di Sydney, bekerja sebagai analis di Reserve Bank of Australia sebelum bergabung dengan Departemen Ekonomi di Macquarie University pada tahun 1991.