TEMPO.CO, Jakarta - Alexei Navalny, politikus yang suka mengkritik Kremlin, menyebut komisi di penjara telah menetapkannya sebagai seorang ekstrimis dan teroris. Namun Navalny tidak lagi dianggap sebagai narapidana yang berisiko melarikan diri.
Melalui Instagram, Navalny mengatakan dia telah dipanggil ke hadapan sebuah komisi, yang memutuskan dengan suara bulat untuk mengubah statusnya dalam penjara.
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny bersama dengan istrinya Yulia Navalnaya, saat tiba di bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia, 17 Januari 2021. REUTERS/Reuters TV
Perubahan status Navalny dalam penjara itu dinilai bisa memantik ketegangan dan tekanan pada Navalny, salah satu politikus berpengaruh di Rusia. Navalny saat ini sedang menjalani masa tahanan untuk vonis 2,5 tahun atas tuduhan telah melanggar aturan pembebasan bersyarat. Tuduhan itu disebut Navalny dibuat-buat demi menggagalkan ambisi politiknya.
Navalny mengaku menyambut positif fakta bahwa dia tidak lagi dianggap sebagai tahanan yang berisiko melarikan diri sehingga dia tidak terlalu sering lagi di cek oleh sipir pada malam hari.
“Hanya saja sekarang ini ada tanda di tempat tidur saya bahwa saya ini seorang teroris,” tulis Navalny di Instagram, yang di unggah atas bantuan pengacaranya.
Otoritas Rusia belum mengeluarkan komentar mengenai perubahan status Navalny tersebut. Federal Penitentiary Service (FSIN) juga belum mau berkomentar atas hal ini.
Navalny, 45 tahun, dijebloskan ke penjara setiba di Rusia setelah setahun berada di Jerman untuk menjalani perawatan karena di racun. Dia kena racun yang cukup langka, yakni racun saraf, pada Agustus 2020 ketika dia berada di Siberia. Kremlin menyangkal telah terlibat dalam peristiwa meracun Navalny tersebut.
Baca juga: Oposisi Kecewa Google dan Apple Tunduk ke Rusia Soal Aplikasi Alexei Navalny
Sumber: Reuters