TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Rusia pada Rabu, 6 Oktober 2021, memecat lima sipir senior dan membuka penyelidikan atas tuduhan penyiksaan dan serangan seksual di sebuah penjara di wilayah Saratov, Rusia.
Tindakan itu diambil setelah sebuah kelompok HAM yang fokus pada nasib tahanan, Gulagu.net, mempublikasi rekaman video sebagai bukti sadisme di penjara, yang terletak sekitar 700 kilomter dari tenggara Ibu Kota Moskow.
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Gulagu.net mengaku telah menerima setumpuk dokumen yang dibocorkan pada lembaga itu, ada pula foto-foto dan video yang membuktikan bahwa ratusan tahanan dalam sistem penjara di sana, mengalami penyiksaan dan perkosaan oleh tahanan lain atas perintah sipir.
Vladimir Osechkin, pendiri Gulagu.net, mengatakan penyiksaan terjadi di banyak tempat berbeda di Rusia. Sistem penyiksaan sampai sekarang masih dijalankan.
“Otoritas takut mengakui kebenaran di depan publik dan kebenaran yang mengerikan karena kenyataannya petugas khusus mereka telah menyiksa orang secara massal,” kata Osechkin.
Rekaman video yang tersebar ini, sudah membuat geger warga Rusia dan menjadi perhatian Kremlin. Pada Selasa, 5 Oktober 2021, Kremlin menyatakan sudah dilakukan sebuah investigasi untuk mengetahui apakah rekaman video itu asli atau tidak.
Kondisi penjara-penjara di Rusia sudah menjadi sorotan setelah Alexei Navalny tahanan politik, melancarkan kritik pada awal tahun ini. Bukan hanya itu, enam mantan tahanan dan mantan pegawai pengawas penjara mengatakan pemukulan oleh sipir, kekerasan seksual, tekanan psikologi dan pengabaian kondisi medis, telah menjadi hal yang biasa.
Baca juga: Mantan Narapidana Minta Izin Iran Berobat ke Luar Negeri
Sumber: Reuters