TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tunisia Kais Saied pada Senin, 4 Oktober 2021, menunjuk Hanene Tajouri Bessassi sebagai Duta Besar Tunisia untuk Amerika Serikat. Penunjukkan Bessassi dilakukan beberapa pekan setelah dia dicopot oleh pendahulunya, tanpa penjelasan.
Amerika Serikat telah menjadi negara yang penting bagi Tunisia sejak revolusi 2011. Ketika itu, Amerika Serikat memberikan bantuan keamanan dan bekerja sama dengan negara-negara pendonor besar untuk memberikan dukungan pendanaan pada Tunisia.
Foto Presiden Tunisia, Kais Saied. Sumber : Reuters
Saied mencopot sejumlah pejabat dari jabatan mereka sejak dia mengambil alih kekuasaan pada 25 Juli 2021. Ketika itu, dia menggulingkan Perdana Menteri Tunisia, membekukan parlemen dan menempatkan dirinya sebagai eksekutif karena kondisi darurat atau yang disebutnya sebuah kudeta.
Pada akhir pekan lalu, Saied menunjuk Najla Bouden Romdhane sebagai Perdana Menteri Tunisia yang baru dan akan membentuk sebuah kabinet dalam beberapa jam atau hari ke depan. Langkah itu dilakukannya di tengah derasnya tekanan internal dan tekanan dari luar negeri.
Akan tetapi, Saied kemudian mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab pada presiden (dirinya sendiri). Itu artinya, Perdana Menteri Tunisia tidak punya banyak kekuasaan atau tidak seperti pendahulunya.
Amerika Serikat bersama negara anggota G7 lainnya, mendesak Saied agar mengembalikan konstitusi, di mana anggota parlemen terpilih memainkan peran penting.
Baca juga: Dubes RI Serahkan Surat Kepercayaan, Tingkatkan Kerja Sama dengan Somalia
Sumber: Reuters