TEMPO.CO, Jakarta - Greta Thunberg dan sejumlah aktivis muda lainnya di bidang lingkungan, pesimis dengan perundingan soal iklim di Italia, yang digelar pekan ini. Mereka menyebut terlalu banyak janji, namun sedikit tindakan yang dilakukan untuk menghadapi pemanasan global yang terjadi hampir 3 dekade sejak pertemuan Earth Summit.
Kekhawatiran semakin tinggi terhadap perubahan iklim yang memburuk, setelah laporan PBB pada Agustus 2021 lalu memperingatkan kondisi bumi semakin berbahaya karena hampir lepas kendali. Dunia pasti menghadapi gangguan lebih lanjut, yang akan dihadapi generasi mendatang.
“30 tahun blah, blah, blah … (banyak omong),” kata Thunberg, dalam pidatonya di acara Youth4Climate, Selasa, 28 September 2021.
Ada ribuan aktivis muda yang berkumpul di Kota Milan, Italia, untuk bersama-sama mencari solusi bagi masalah perubahan iklim saat ini. Mereka yang hadir berasal dari 190 negara di dunia untuk bersama para pemangku jabatan memutuskan proposal yang diyakini bisa menjadi solusi bagi perubahan iklim.
“Jadi, para pemimpin dunia telah memilih anak-anak muda untuk pertemuan seperti ini agar mereka bisa berpura-pura mendengarkan kita, namun sebenarnya mereka tidak mendengarkan. Tidak ada planet B. Perubahan bukan hal yang mungkin terjadi, namun ini hal yang dibutuhkan,” kata Thunberg.
Sejumlah aktivis muda telah memperjuangkan penanganan perubahan iklim agar menjadi top agenda selama bertahun-tahun setelah KTT 1992 di Rio de Jainero, Brasil. KTT pada 1992 itu berjanji menangani masalah lingkungan, yakni masalah yang penuh tantangan. Para aktivis muda bidang lingkungan, diharapkan bisa ikut berkontribusi membantu mencarikan solusi dalam pertemuan COP26 PBB pada November nanti.
Baca juga: Greta Thunberg Kritik Politikus Swedia Soal Perubahan Iklim
Sumber: Reuters