TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan mengkonfirmasi tidak ada bukti kalau kelompok garis keras Islami State (ISIS) atau al-Qaeda ada di Afghanistan. Konfirmasi itu disampaikan setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan pengeboman di wilayah timur Kota Jalalabad.
Sejak berkuasa di Afghanistan pada akhir bulan lalu, Taliban menghadapi tekanan dari dunia internasional untuk melepaskan hubungan dengan al Qaeda, kelompok dibalik serangan teror ke Amerika Serikat pada 11 September 2001.
Militan Taliban melihat sel penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, 15 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Taliban juga mengklaim mereka tidak punya sangkut-paut dengan serangan-serangan yang diklaim oleh ISIS. Taliban dan ISIS juga saling memerangi selama beberapa tahun, mempertikaikan masalah ekonomi dan sengketa ideologi.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menolak tuduhan kalau al Qaeda menjaga kehadiran kelompok itu di Afghanistan. Mujahid menegaskan lagi bahwa tidak akan ada serangan di Afghanistan dari militan-militan.
“Kami tidak melihat siapa pun di Afghanistan, tidak ada kaitan apapun dengan al Qaeda. Kami berpegang pada fakta bahwa Afghanistan tidak akan membahayakan pada negara mana pun,” kata Mujahid.
Taliban pernah berkuasa di Afghanistan pada 1996 – 2001. Kekuasaan kelompok garis keras itu berakhir lewat invasi yang dipimpin militer Amerika Serikat pada 2001. Pada bulan lalu, Taliban mengkonfirmasi sudah merebut Ibu Kota Kabul setelah angkatan bersenjata Amerika Serikat ditarik dari negara itu meninggalkan pemerintahan dan militer Afghanistan yang lumpuh.
Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Bekerja Sebagai Penjaga WC Umum
Sumber: Reuters