TEMPO.CO, Jakarta - Paul Rusesabagina, seorang manajer hotel yang pernah digambarkan sebagai pahlawan dalam film Hollywood Hotel Rwanda, dinyatakan bersalah atas tuduhan terorisme. Dia dianggap bagian dari kelompok yang bertanggung jawab atas serangan teroris dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara oleh pengadilan Rwanda.
Rusesabagina memboikot putusan pengadilan pada hari Senin, 20 September 2021. Dia menyatakan tak berharap pada keadilan dalam persidangan yang disebutnya palsu itu.
Kasus ini membetot perhatian setelah Rusesabagina, 67, ditangkap pada Agustus 2020 di Dubai. Ia menggambarkan penangkapan sebagai penculikan oleh otoritas Rwanda.
Rusesabagina dituduh mendukung sayap bersenjata dari pihak oposisi, Gerakan Rwanda untuk Perubahan Demokratis. Kelompok tersebut mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan pada 2018 dan 2019 di selatan Rwanda. Dalam penyerangan tersebut sembilan warga Rwanda tewas.
“Dia mendirikan organisasi teroris yang menyerang Rwanda, dia secara finansial berkontribusi pada kegiatan teroris,” kata Hakim Beatrice Mukamurenzi tentang Rusesabagina.
Jaksa Rwanda telah meminta agar Rusesabagina dijatuhi hukuman seumur hidup. Namun hakim mengurangi hukuman menjadi 25 tahun penjara karena dianggap sebagai hukuman pertama.
Rusesabagina adalah tokoh pahlawan dalam film dokumenter Hotel Rwanda. Dia dianggap berjasa menyelamatkan lebih dari 1.200 nyawa selama genosida tahun 1994.
Sejak diperankan oleh aktor Don Cheadle sebagai pahlawan film 2004 Hotel Rwanda, Rusesabagina yang berbasis di Amerika Serikat, muncul sebagai kritikus Presiden Paul Kagame.
Kepada Al Jazeera di Brussel, putri Rusesabagina, Carine Kanimba, meminta ayahnya dibebaskan dan diizinkan pulang.
“Putusan ini tidak berarti apa-apa bagi kami. Ayah kami diculik,” kata Kanimba. “Dia diseret melintasi perbatasan internasional yang melanggar hukum internasional.”
"Ayah saya tahu bahwa haknya dilanggar, itu sebabnya dia memutuskan untuk keluar dari persidangan. Ini semua adalah politis," katanya. Ia menambahkan ayahnya adalah tahanan politik dan tuduhan itu dibuat-buat.
Putrinya khawatir" Resesabagina akan mati di penjara. “Setiap hari Jumat kami melakukan panggilan telepon selama lima menit dengan ayah saya, dia terdengar tidak tenang. Otoritas penjara seperti menekannya, mencegahnya mengatakan apa yang ingin dia katakan. Secara emosional dia kuat, namun secara fisik kami sangat khawatir.”
Penulis Michela Wrong, yang baru-baru ini menerbitkan sebuah buku tentang Rwanda, mengatakan bahwa putusan itu adalah pesan untuk pihak oposisi.
Baca: Pahlawan dalam Film Hotel Rwanda Ditahan Atas Tuduhan Mendukung Terorisme
AL JAZEERA