TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis HAM dari Afghanistan Wazhma Sayle, 36 tahun, kaget melihat foto perempuan-perempuan Afghanistan yang beredar di dunia maya, yang menggunakan burqa atau cadar. Menurut Sayle, yang sekarang berlindung di Swedia, pakaian perempuan Afghanistan tidak seperti itu.
Sayle mengunggah ke media sosial miliknya foto dia menggunakan pakaian khas perempuan Afghanistan yang sesungguhnya. Dalam foto itu, dia menggunakan gaun warna hijau dan abu-abu dengan keterangan bertuliskan ‘beginilah budaya Afghanistan dan bagaimana kami seharusnya berbusana ! Selain dari ini, maka itu tidak mewakili perempuan Afghanistan’
“Inilah identitas kami. Saya tidak ingin kami diidentifikasi seperti cara Taliban memperlihatkan pada saya. Itu hal yang tidak bisa saya mentolelir. Pakaian – pakaian ini ketika saya gunakan, ia menunjukkan dari mana saya berasal,” kata Sayle.
This is Afghan culture. I am wearing a traditional Afghan dress. #AfghanistanCulture pic.twitter.com/DrRzgyXPvm
— Dr. Bahar Jalali (@RoxanaBahar1) September 12, 2021
Baca Juga:
Perempuan Afghanistan lainnya yang tinggal di luar negeri, juga menunggah foto serupa.
Perempuan-perempuan Afganistan yang masih bertahan di negara itu pun, bersuara atas unggahan tersebut.
“Setidaknya pakaian – pakaian ini bisa mengatakan pada dunia bahwa kami perempuan Afghanistan, tidak mendukung Taliban,” kata Fatima, 22 tahun, yang tinggal di Ibu Kota Kabul.
Menurut Fatima, dia tidak bisa mengunggah foto-foto atau pakaian semacam itu lagi. Sebab jika dia nekat melakukannya, maka bukan tidak mungkin Taliban akan membunuhnya.
Baca juga: Penjualan Burqa di Afghanistan Laris Sejak Taliban Berkuasa
Sumber: Reuters