TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara pada Rabu, 15 September 2021, menembakkan rudal, yang sekaligus untuk menguji coba sebuah system rudal yang dibawa oleh kereta (railway-borne missile system). Kantor berita KCNA pada Kamis, 16 September 2021, mewartakan sistem rudal itu dibuat untuk menangkal potensi serangan dari pasukan manapun yang mengancam negara.
Dalam pemberitaannya, KCNA menuliskan rudal yang ditembakkan tersebut terbang sejauh 800 kilometer sebelum akhirnya menghantam targetnya di laut timur Korea Utara.
Rudal balistik milik Korea Utara meluncur pada 25 Maret 2021. Korea Utara kembali meluncurkan dua rudal balistiknya ke wilayah perairan dekat Jepang. KCNA via REUTERS
Otoritas Jepang dan Korea Selatan mengatakan mereka sudah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari Korea Utara tersebut beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal jelajah yang analis meyakini punya kemampuan nuklir.
Uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara dilakukan bersamaan dengan uji coba yang dilakukan Korea Selatan pada sebuah rudal balistik dari sebuah kapal (SLBM). SLBM ini akan menjadi senjata nuklir pertama Korea Selatan yang dikembangkan dengan sebuah sistem.
Korea Utara dan Korea Selatan sama –sama telah meningkatkan perlombaan senjata, di mana kedua belah pihak sama-sama pamer kemampuan senjata rudal dan senjata lainnya.
Uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara telah menuai kecaman dunia internasional dan membuat waswas. Amerika Serikat mengatakan apa yang mereka lakukan itu mencederai resolusi Dewan Keamanan PBB dan sama dengan mengancam negara-negara tetangga Pyongyang.
Baca juga:Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik, Jepang dan Korsel Cemas
Sumber: Reuters