TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata menyerbu penjara di Nigeria selatan pada Minggu malam. Menurut pihak berwenang, kelompok ini meledakkan pagar pembatas dan membebaskan 266 narapidana, menurut pihak berwenang.
Kementerian Dalam Negeri Nigeria menyatakan seorang tentara, seorang polisi tewas dan dua penjaga hilang dalam serangan itu. Kasus penyerangan terhadap penjara merupakan yang terbesar kedua di Nigeria tahun ini.
Para penyerang menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan pagar di tiga sisi. Mereka juga terlibat baku tembak dengan penjaga di penjara yang terletak di Kabba, Kogi, barat daya ibukota federal Abuja.
Nigeria sedang berjuang menghadapi masalah keamanan seperti perampokan bersenjata oleh geng kriminal, pemberontakan Islam di timur laut dan serentetan penculikan sekolah massal di barat laut. Menurut kementerian, dari 294 narapidana di Kabba hanya 28 yang tidak melarikan diri. Sedangkan sisanya 266 telah kabur dari penjara.
Sebelumnya serangan terhadap penjara terjadi di Owerri di tenggara negara bagian Imo pada April. Serangan tersebut membeaskan lebih dari 1.800 narapidana. Polisi menyalahkan pembobolan penjara Owerri pada gerakan separatis terlarang, penduduk asli Biafra yang ingin berpisah dari Nigeria.
Penjara Kabba didirikan pada 2008 dengan kapasitas 200 narapidana. Pada saat serangan terjadi, ada 224 tahanan pra-persidangan dan 70 terpidana di penjara.
Di sana, seorang tersangka bisa menghabiskan bertahun-tahun dalam penahanan sebelum disidang. Kelompok hak asasi manusia mengatakan penjara sering penuh sesak dan prosedur hukum tidak efisien.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan ada 15 tentara, 10 petugas polisi dan 10 penjaga penjara bersenjata yang bertugas di penjara Kabba pada saat serangan bersenjata di hari Minggu itu.
Baca juga: 5 dari 73 Pelajar Korban Penculikan di Nigeria, Dibebaskan
REUTERS