TEMPO.CO, Jakarta - Lima pelajar perempuan, yang diculik bersama 73 korban lainnya, dibebaskan. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepolisian Zamfara pada Kamis, 2 September 2021, namun sumber lain memberikan keterangan berbeda soal penculikan massal tersebut.
“Upaya pencarian dan penyelamatan membuahkan hasil positif karena lima pelajar perempuan sudah diselamatkan hari ini. Ke-5 korban yang diselamatkan itu, sudah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit dan dimintai keterangan oleh polisi. Mereka sekarang sudah bersatu lagi dengan keluarga,” demikian keterangan Kepolisian Zamfara.
Pelajar laki-laki yang menjadi korban penculikan Boko Haram menceritakan bagaimana hari-hari yang mereka jalani saat dalam penculikan. Pada Jumat, 18 Desember 2020, mereka dipertemukan lagi dengan orang tua mereka. Sumber: reuters
Aksi penculikan ini terjadi pada Rabu, 1 September 2021, di sebuah SMP di desa Kaya, barat laut Nigeria. Sebanyak 73 pelajar diculik dalam penggerebekan di sekolah yang dilakukan komplotan bersenjata. Mereka menculik agar mendapatkan uang tebusan.
Sudah lebih dari 1.100 anak-anak dan remaja menjadi korban penculikan sejak Desember 2020. Sedangkan laporan UNICEF menyebut 100 pelajar usia 14 tahun – 19 tahun dan seorang guru telah diculik. Dari jumlah itu, 23 orang berhasil melarikan diri dan pulang ke rumah. Ada dua korban penculikan mengalami luka tembakan.
Untuk memverifikasi jumlah pasti korban penculikan cukup sulit. Lokasi penculikan umumnya terjadi di daerah terpencil dan banyak mengincar sekolah-sekolah dan keamanan yang longgar di barat laut Nigeria.
Zamfara adalah satu dari empat negara bagian di Nigeria yang menerapkan kebijakan larangan membeli bensin dengan jerry can dan membawa kayu bakar dengan truk. Larangan ini diharapkan bisa mengganggu geng bersenjata di sana, hilir-mudik dengan sepeda motor dan berkemah di hutan.
Baca juga: 6 Pelajar Korban Penculikan di Negeria Meninggal
Sumber: Reuters