TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral Afghanistan telah memerintahkan bank untuk membayar pengiriman uang dalam mata uang lokal saja, langkah terbaru untuk menjaga dolar AS yang langka, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pengiriman uang dengan mata uang keras telah membentuk sumber penting keuangan eksternal bagi Afghanistan selama bertahun-tahun, tetapi ketersediaan dolar AS telah mengering setelah penaklukan Taliban.
Mitra perbankan agen Western Union Co di Afghanistan menerima arahan dari bank sentral negara itu, Da Afghanistan Bank, dalam beberapa hari terakhir untuk membayar pengiriman uang hanya dalam afghani, kata sumber yang dekat dengan penyedia penukaran uang, dilaporkan Reuters, 11 September 2021.
Pengiriman uang yang dikirim sebelum arahan dan dipilih oleh pengirim untuk pembayaran dolar AS dapat terus dibayarkan dalam dolar AS, kata sumber itu.
MoneyGram International Inc mengatakan hanya membayar dalam mata uang afghani, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Keduanya melanjutkan layanan pengiriman uang ke Afghanistan pekan lalu, setelah menghentikan layanan pada Agustus setelah Taliban merebut Kabul.
Tidak ada komentar segera dari Bank Sentral Afghanistan.
Seorang pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar pertukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. REUTERS/Stringer
Di bawah kepemimpinan penjabat gubernur Bank Sentral Afghanistan, Haji Mohammad Idris, seorang loyalis Taliban yang tidak memiliki pelatihan keuangan formal, bank sentral telah bergerak untuk membatasi arus keluar dolar AS di tengah jeda dalam bantuan asing dan perebutan oleh beberapa warga Afghanistan untuk mendapatkan tabungan negara.
Kontrol lebih lanjut diperkirakan akan mempercepat depresiasi mata uang afghani terhadap dolar AS, memperburuk inflasi di negara di mana lebih dari sepertiga penduduknya hidup dengan kurang dari US$2 per hari (Rp28 ribu).
"Ini masalah keprihatinan bahwa sisa uang tunai fisik dolar AS akan berkurang lebih lanjut," kata seorang bankir Afghanistan. "Dengan pembatasan kami memprediksi dolar AS akan mencapai lebih dari 100 afghani terhadap dolar AS."
Mata uang afghani diperdagangkan sekitar 80 terhadap dolar AS tepat sebelum jatuhnya Kabul pada 15 Agustus.
Bank diberitahu oleh bank sentral minggu lalu untuk membatasi penarikan oleh pelanggan korporat ke mata uang lokal saja, dibatasi sekitar 20% dari biaya operasional mingguan setiap pelanggan, kata bankir.
Dengan sekitar 80% dari deposito perbankan dalam dolar AS, para bankir mengatakan kontrol harus meminimalkan risiko kebangkrutan.
Sejak dibuka kembali pada paruh kedua Agustus, bank-bank Afghanistan telah beroperasi dengan layanan terbatas, termasuk batas penarikan mingguan 200 dolar AS (sekitar Rp2,8 juta) dan beberapa transfer kawat.
Baca juga: Taliban Perintahkan Bank Bekukan Rekening Mantan Pejabat Afghanistan
REUTERS