TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga kesehatan di Korea Selatan pada Kamis, 2 September 2021, memutuskan tidak jadi mogok kerja setelah tercapai kata sepakat dengan Seoul soal tuntutan mereka. Diantara tuntutan tenaga kesehatan itu adalah adanya penambahan staf dan kondisi kerja yang lebih baik.
Serikat tenaga kesehatan Korea Selatan sebelumnya sudah memperingatkan akan melakukan aksi mogok kerja pada Kamis, 2 September 2021 jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Anggota serikat tenaga kesehatan Korea Selatan terdiri dari perawat, teknisi di sektor medis dan apoteker.
Seorang perawat ikut serta dalam latihan simulasi vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) di pusat vaksinasi COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, 9 Februari 2021. [REUTERS / Kim Hong-Ji / Pool]
Para tenaga kesehatan di Korea Selatan saat ini kelelahan karena wabah Covid-19. Pada Rabu, 1 September 2021, dilaporkan ada 1.961 kasus baru positif Covid-19. Dengan begitu, total ada 255.401 kasus infeksi virus corona di Korea Selatan. Dari jumlah itu, 2.303 berakhir dengan kematian.
Warga Korea Selatan yang mendapatkan suntikan dua dosis vaksin virus corona baru 31,7 persen dari total 52 juta jiwa populasi dewasa di negara itu. Sebanyak 57, 4 persen, baru mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin virus corona.
Dalam negosiasi serikat tenaga kesehatan Korea Selatan dengan pemerintah, disepakati pula untuk mendirikan setidaknya empat rumah sakit umum khusus penyakit menular per-tahun 2024. Bukan hanya itu, akan dibentuk pula pedoman penempatan perawat untuk merawat pasien Covid-19 berdasarkan tingkat keparahannya.
Korea Selatan juga akan memperpanjang pemberian uang subsidi bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien-pasien dengan penyakit menular sampai Januari 2022.
Sebelumnya serikat tenaga kesehatan Korea Selatan memprotes karena para anggotanya sering kerja rangkap atau sampai tiga kali shift. Mereka pun menuntut gaji dan jam kerja yang lebih baik.
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Kota Kabul Mulai Kelelahan
Sumber: Reuters