TEMPO.CO, Jakarta - Uzbekistan mengkonfirmasi melakukan kontak secara rutin dengan kelompok radikal Taliban. Namun komunikasi ini sebatas untuk memastikan keamanan Uzbekistan yang secara geografis bertetangga dengan Afghanistan.
“Kami melakukan kontak dengan Taliban hampir setiap hari. Saya siap untuk melakukan dialog demi memastikan tidak ada pertempuran secara langsung ke Uzbekistan,” kata Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev seperti dikutip dari UzA, Jumat, 27 Agustus 2021.
Seorang polisi Afganistan berjaga-jaga di pos pemeriksaan di pinggiran Kabul, Afganistan 13 Juli 2021.[REUTERS/Mohammad Ismail]
Ucapan Mirziyoyev itu disampaikan setalah salah satu anggota Islamic State (ISIS) melakukan bom bunuh diri yang menewaskan 85 orang di luar Bandara Kabul. Ada ribuan warga negara Afghanistan yang ketakutan setelah kelompok garis keras tersebut merebut Ibu Kota Kabul sehingga mendorong dilakukannya evakuasi sebelum tentara asing benar-benar angkat kaki dari Afghanistan.
Kelompok garis keras Taliban mengambil alih kekuasaan Pemerintah Afghanistan pada 14 Agustus 2021 lalu menyusul rencana ditariknya pasukan asing yang dipimpin Amerika Serikat dari negara itu. Washington memutuskan menarik pasukannya per-31 Agustus 2021 setelah 20 tahun perang.
Menurut Mirziyoyev, analisis memperlihatkan situasi di Afghanistan telah mendorong Uzbekistan mulai melakukan pembicaraan dengan Taliban sejak dua tahun lalu.
Baca juga: Pesawat Afghanistan Hindari Taliban Jatuh di Negara Tetangga, Ditembak?
Sumber: Reuters