TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Sabri Yaakob resmi disumpah menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia pada Sabtu, 21 Agustus 2021 lalu. Di usia ke-61, ia dipercaya menggantikan PM sebelumnya, Muhyiddin Yassin, setelah memenangkan 114 dari 220 suara di parlemen.
Ismail Sabri Yaakob merupakan politikus senior dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Di pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perdagangan Domestik, Kooperatif, dan Konsumerisme, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro, dan Menteri Pembangunan Daerah dan Pedesaan.
Sosok Yaakoob lekat dengan sejumlah kontroversi. Saat menjabat sebagai menteri perdagangan, misalnya, ia dinilai bersikap rasis pada etnis Cina. Pasalya ia menyerukan agar etnis Melayu di Malaysia memboikot bisnis etnis Cina yang dianggapnya enggan menurunkan harga seiring penurunan harga minyak.
"Mayoritas konsumen Melayu, Cina minoritas, jika orang Melayu memboikot bisnis mereka, mereka pasti tidak punya pilihan selain menurunkan harga," kata Yaakob di akun Facebook-nya 2 Februari 2015 lalu.
Yaakob pernah dikecam pula karena mendukung industri rokok elektrik atau vaping, yang didominasi orang Melayu. Padahal kala itu sudah ada peringatan kesehatan dari kementerian kesehatan.
"Saya ingin melihat produk vape Malaysia terkenal di dunia, dan yang akan membuat kita lebih bangga adalah karya kreatif anak muda Melayu dan bumiputera," kata Ismail dalam postingan Facebook-nya 9, 9 November 2015.
Kontroversi Ismail Sabri Yaakob lainnya terjadi pada jajak pendapat 2018. Ia mengatakan setiap satu suara untuk oposisi sama dengan menghilangkan hak istimewa yang diberikan kepada orang Melayu di bawah program tindakan afirmatif, yang sudah ada sejak beberapa dekade lamanya.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: