TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai-maskapai besar mengubah rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Afghanistan. Perubahan rute dilakukan setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul.
United Airlines, British Airways dan Virgin Atlantic menyatakan tidak menggunakan wilayah udara di Afghanistan. Menurut juru bicara United Airlines, perubahan itu mempengaruhi beberapa penerbangan maskapai Amerika Serikat ke India.
Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan beberapa penerbangan komersial di atas Afghanistan pada pukul 03.00 pada Senin yang terbang di atas negara tetangga Pakistan dan Iran.
Maskapai dan pemerintah lebih memperhatikan risiko terbang di atas zona konflik dalam beberapa tahun terakhir setelah dua insiden mematikan akibat tembakan rudal ke udara.
Sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina timur pada 2014, menewaskan semua 298 orang di dalamnya. Selain itu sebuah jet Ukraina International Airlines ditembak jatuh oleh militer Iran pada tahun 2020, menewaskan semua 176 penumpang dan awak.
Administrasi Penerbangan Amerika Serikat pada Juli telah memberlakukan pembatasan penerbangan baru di Afghanistan.
Taliban berhasil mengambil alih ibu kota Afghanistan dan memaksa Presiden Ashraf Ghani melarikan diri pada hari Minggu, 15 Agustus 2021. Juru bicara Taliban Mohammad Naeem mendeklarasikan bahwa perang di Afghanistan telah usai.
Rencana Taliban selanjutnya adalah mendapat pengakuan dari komunitas internasional. Naeem menjelaskan, pengakuan dari komunitas internasional penting sebagai legitimasi bahwa Taliban lah yang memimpin Afghanistan sekarang. Di sisi lain, juga untuk menegaskan bahwa Taliban tidak ingin diisolir.
Baca: Taliban Masuk Kabul, Presiden Ashraf Ghani Tinggalkan Afganistan
REUTERS