TEMPO.CO, Jakarta - Aljazair menahan 22 orang atas tuduhan dalang dibalik kebakaran hutan, yang menewaskan 65 orang. Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune pada Kamis, 12 Agustus 2021, menyebut kebakaran hutan yang terjadi di negaranya sebagai bencana dan mendesak adanya upaya pencegahan.
Puluhan hutan di area pergunungan di utara Aljazair sejak Senin, 10 Agustus 2021, mengalami kebakaran. Sebagian besar titik kebakaran terjadi di Tizi Ouzou, di provinsi Kabylie.
“Beberapa kebakaran telah menyebabkan naiknya suhu, namun tangan-tangan pelaku kriminal ada dibalik musibah ini. Kami sudah menahan 22 terduga, dari jumlah itu 11 orang berasal dari Tizi Ouzou. Keadilan akan ditegakkan,” kata Tebboune.
Petugas berusaha memadamkan api dalam sebuah kebakaran hutan di Iboudraren, Aljazair, Rabu, 12 Agustus 2021. Sumber: Reuters
Diantara korban tewas akibat kebakaran hutan di Aljazair, setidaknya 28 orang adalah tentara yang diperbantukan untuk membantu petugas pemadam kebakaran mengatasi kobaran api, yang membumi hanguskan sejumlah rumah di area hutan.
“Ini adalah sebuah bencana … bencana. Namun kekuatan kami tidak akan runtuh,” kata Tebboune, yang juga memuji bantuan warga dari provinsi lain dengan memberikan makanan, obat-obatan dan donasi material kapada korban kebakaran hutan.
Angkatan Darat Aljazair menggunakan enam helikopter untuk membantu memadamkan api. Ada pula bantuan dua pesawat pemadam kebakaran dari Uni Eropa, yang sudah dioperasikan sejak Kamis pagi, 12 Agustus 2021.
Pemerintah Aljazair akan menerima lagi tambahan dua pesawat dari Spanyol pada Jumat, 13 Agustus 2021 dan satu pesawat pemadam kebakaran dari Swiss tiga hari kemudian.
Baca juga: 150 Ribu Hektar Hutan dan Lahan di Bolivia Terbakar
Sumber: Reuters