TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan di Bolivia sepanjang tahun ini telah menghanguskan 150 ribu hektar hutan dan lahan. Sejak akhir pekan lalu, petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di wilayah timur Santa Cruz, Bolivia.
Api menjalar sampai ke kawasan pemukiman di wilayah Amazon dan Chaco, Bolivia. Amazon dan Chaco adalah bagian dari hutan trans-nasional terbesar di Amerika Latin, di mana kawasan ini sering dirusak oleh pembukaan lahan untuk menggembala hewan, bercocok tanam dan dibangun tempat tinggal warga.
Wakil Menteri Pertahanan Sipil Bolivia Juan Carlos Calvimontes mengatakan kebakaran hutan sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Mereka yang harus bertanggung jawab atas hal ini, sudah diminta untuk membayar denda.
“Hampir sekitar 90 persen penyebab kebakaran hutan karena dibakar oleh oknum tak bertanggun jawab. Kebakaran itu tidak terjadi dengan sendirinya,” kata Calvimontes.
Tentara, petugas pemadam kebakaran dan relawan sudah dimintai bantuan untuk memadamkan api yang berkobar sejak akhir pekan lalu. Angin kencang dan cuaca panas telah memperburuk upaya pemadaman api. Upaya menaklukkan api sebagian besar dikendalikan lewat pesawat yang membawa air untuk memadamkan si jago merah.
Laporan dari Kementerian Pertahanan Sipil Bolivia menyebutkan jumlah titik aktif yang rawan akan kebakaran sudah turun dari 800 menjadi 170 titik pada akhir pekan lalu. Sejauh ini, kebakaran hutan di Bolivia tidak menyebabkan kerusakan bangunan atau menimbulkan korban luka.
Sejarah terburuk kebakaran hutan di Bolivia terjadi pada 2019 lalu. Ketika itu, api membakar lebih dari 6,4 juta hektar lahan di wilayah pinggir. Pada tahun ini, kebakaran sudah menghanguskan 156.799 hektar lahan atau naik dibanding periode yang sama pada 2020, yang tercatat 404.527 hektar.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Yunani Belum Bisa Dipadamkan
Sumber: Reuters