TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Alexander Lukashenko pada Senin mengklaim atlet Belarusia Krystsina Tsimanouskaya yang membelot di Olimpiade Tokyo telah "dimanipulasi" oleh pihak asing dan tidak akan melarikan diri ke luar negeri jika tidak dipengaruhi.
Lukashenko kembali membantah menjadi diktator dan mengatakan dia tidak terlibat dalam kematian seorang aktivis oposisi yang ditemukan digantung pekan lalu di Kyiv.
"Hari ini Belarusia menjadi fokus perhatian seluruh dunia," kata Lukashenko dalam konferensi pers selama berjam-jam di gedung istana kepresidenan di ibu kota Minsk, dikutip dari Reuters, 9 Agustus 2021.
Dia mengatakan dia telah memenangkan pemilihan presiden secara adil pada 9 Agustus tahun lalu dan menyelamatkan Belarusia dari pemberontakan, menuduh bahwa beberapa orang telah "mempersiapkan pemilihan yang adil, sementara yang lain menyerukan...untuk kudeta."
Puluhan ribu orang turun ke jalan pada tahun 2020, protes terbesar bagi pemerintahan Lukashenko sejak ia menjadi presiden pada tahun 1994. Ia menindak keras lawan-lawannya di mana banyak yang telah ditangkap atau diasingkan ke luar negeri.
Belarusia kembali menjadi sorotan internasional pekan lalu ketika sprinter Krystsina Tsimanouskaya melarikan diri ke Warsawa, Polandia, menyusul perselisihan dengan tim pelatihnya yang menurutnya telah menyebabkan dia diperintahkan pulang.
"Dia tidak akan melakukannya sendiri, dia dimanipulasi. Dari Jepang, dari Tokyo dia menghubungi teman-temannya di Polandia dan mereka mengatakan kepadanya - secara harfiah - ketika Anda datang ke bandara, lari ke petugas polisi Jepang dan berteriak bahwa mereka yang menurunkannya di bandara adalah agen KGB," kata Lukashenko.
"Tidak ada satu pun agen layanan khusus di Jepang."
Krystsina Tsimanouskaya. REUTERS/Aleksandra Szmigie
Saat berselisih dengan negara-negara Barat yang memberlakukan sanksi terhadap pemerintahannya, Lukashenko, 66 tahun, telah mempertahankan kekuasaan berkat dukungan politik dan keuangan dari sekutu utamanya, Rusia, yang melihat Belarusia sebagai negara penyangga terhadap NATO dan Uni Eropa.
"Untuk menjadi diktator - saya orang yang benar-benar waras - Anda harus memiliki sumber daya yang sesuai. Saya tidak pernah mendikte apa pun kepada siapa pun dan saya tidak akan melakukannya," katanya.
Ketegangan dengan kekuatan Barat mencapai puncak baru setelah otoritas Belarusia mencegat pesawat Ryanair yang terbang dari Yunani ke Lithuania dan dipaksa mendarat di Minsk saat terbang di langit Belarus pada Mei, dan menangkap seorang jurnalis Belarusia pembangkang yang ada di dalam pesawat itu.
Secara terpisah, tetangga UE, Lithuania dan Polandia, menuduh pemerintah di Minsk mencoba merekayasa krisis migran di perbatasan Belarusia sebagai pembalasan atas sanksi UE.
Lukashenko mengatakan Lithuania dan Polandia yang harus disalahkan.
Dia juga membantah terlibat dalam kematian Vitaly Shishov, yang memimpin sebuah organisasi berbasis di Kyiv yang membantu warga Belarusia melarikan diri dari penganiayaan.
"Dia bukan siapa-siapa bagi kami," kata Lukashenko.
Warga Belarusia di luar negeri mengadakan unjuk rasa menentang Alexander Lukashenko pada hari Minggu di kota-kota termasuk Kyiv, London, Warsawa dan Vilnius.
Baca juga: Keluarga Atlet Belarus Takut Presiden Lukashenko Akan Memasukkannya ke RSJ
REUTERS