TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Nobel mengatakan pada Sabtu 2 September 2023 bahwa mereka membatalkan keputusannya untuk mengundang duta besar Rusia dan Belarusia ke upacara penghargaan Nobel tahun ini di Stockholm. Langkah itu diambil setelah undangan tersebut memicu kemarahan.
“Kami memilih untuk mengulangi pengecualian tahun lalu terhadap praktik reguler – yaitu, tidak mengundang duta besar Rusia, Belarusia, dan Iran ke upacara penghargaan Hadiah Nobel di Stockholm,” kata yayasan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Keputusan Yayasan Nobel mengundang duta besar Rusia ke upacara penghargaan Hadiah Nobel tahun ini memicu kritik keras dari politikus Swedia dan Ukraina.
Yayasan Nobel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka akan mengundang duta besar dari semua negara yang memiliki perwakilan diplomatik di Swedia dan Norwegia, di mana upacara penghargaan akan diadakan pada Desember. Negara-negara tersebut termasuk Rusia dan Belarusia, yang tahun lalu tidak diikutsertakan setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Direktur Eksekutif Yayasan Nobel Vidar Helgesen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan ini dibuat untuk melawan kecenderungan di mana “dialog antara mereka yang berbeda pandangan semakin berkurang.”
Namun pengumuman tersebut memicu reaksi keras di Swedia, dengan banyak politikus mengumumkan bahwa mereka akan memboikot acara tersebut. Pemimpin Partai Tengah Muharrem Demirok, pemimpin Partai Kiri Nooshi Dadgostar dan juru bicara Partai Hijau Märta Stenevi semuanya mengumumkan di X, sebelumnya Twitter, bahwa mereka tidak akan menghadiri upacara tersebut.
Johan Pehrson, pemimpin Partai Liberal, mengatakan dia “tidak akan duduk dan bersulang dengan duta besar Rusia sementara perang agresi Putin yang menjijikkan dan berdarah terus berlanjut di Ukraina.”
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dilaporkan mengatakan “sangat terkejut” melihat Rusia diundang dan dia tidak akan membuat keputusan yang sama.
Andrii Plakhotniuk, duta besar Ukraina untuk Swedia, juga mengkritik pengumuman Yayasan Nobel, dan mendesak yayasan tersebut untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka.
Sementara Oleg Nikolenko, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, mengatakan keputusan tersebut kemungkinan akan meningkatkan “rasa impunitas dan kejahatan baru” di Kremlin. “Kami meminta Yayasan Nobel untuk “mendukung upaya internasional untuk mengisolasi Rusia dan Belarusia.”
Pilihan Editor: Peraih Nobel Perdamaian asal Rusia Masuk Daftar Agen Asing
AL ARABIYA