TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ahli menyatakan virus corona atau Covid-19 tidak akan hilang. Dunia diminta berdamai dengan covid-19. Namun ada yang berbeda dalam memperlakukan covid-19 antara negara-negara barat dengan Cina.
Seperti dikutip dari Global Times, para ahli mengatakan bahwa strategi penanggulangan epidemi di Cina berhasil menekan penyebaran virus dalam dua tahun terakhir. Hanya sedikit orang yang terkena dampaknya karena pencegahan dan pengendalian yang tepat.
Zhang Wenhong, pakar penyakit menular di Shanghai baru-baru ini mengatakan mayoritas ahli virologi di dunia setuju bahwa dunia harus belajar hidup dengan virus corona.
Shi Zhengli, seorang ahli virologi Tiongkok yang dikenal sebagai wanita kelelawar setelah mengidentifikasi lusinan virus mirip SARS yang mematikan di gua kelelawar, mengatakan bahwa kita harus melepaskan kepanikan dan bersiap untuk hidup dengan virus corona.
Namun bukan berarti Cina mengabaikan virus corona. Masyarakat Cina mengakui bahwa virus corona tidak akan hilang seperti halnya influenza. Sehingga cara hidup di Cina berusaha membatasi penyebaran virus dan intensitas infeksi ke tingkat terendah dan skala terkecil.
Ini berbeda dengan gagasan hidup dengan virus di Barat, seperti di Amerika Serikat atau Inggris. AS atau Inggris, Di dua negara itu setiap hari ribuan orang terinfeksi dan ratusan meninggal karena penyakit menular.
“Mengingat tingkat kematian dan penularan virus yang tinggi, Cina percaya pendekatan yang tepat adalah selalu menempatkan nyawa dan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama. Adapun tingkat infeksi dan kematian, semakin rendah semakin baik,” kata ahli pernapasan di rumah sakit Universitas Peking.
Varian Delta membuat kasus covid-19 di Cina kembali melonjak. Dalam beberapa pekan terakhir, varian Delta telah terdeteksi sedikitnya di 16 provinsi dan kota. Kasus muncul di kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Wuhan.
Cina langsung bergerak dengan menerapkan pembatasan. Menurut ahli virologi Jin Dongyan dari Unibersitas Hongkong mengatakan gaya Cina sangat ekstrim. "Kami memiliki pepatah, bunuh ketika Anda menangkapnya, kekacauan ketika Anda melepaskan," ujarnya seperti dilansir dari BBC.
Sebagian besar rakyat Cina sudah divaksinasi. Namun tak seperti negara-negara barat yang melonggarkan pembatasan, Cina tetap memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat guna mencegah penyebaran corona.
Gaya yang berbeda dengan negara-negara Barat disebut karena Cina kurang percaya diri dengan vaksin buatan mereka. "Tampaknya kurangnya kepercayaan pada vaksin mereka sehingga strategi tetap dilanjutkan," kata Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri kepada BBC.
Baca: Mulai 9 Agustus Arab Saudi Izinkan Masuk Jamaah Umrah dari Luar Negeri
GLOBAL TIMES | BBC