TEMPO.CO, Jakarta - Seorang atlet Belarusia yang berlindung di kedutaan besar Polandia di Tokyo setelah menolak perintah timnya untuk terbang pulang dari Olimpiade Tokyo akan terbang ke P olandia pada Rabu, kata sekelompok pendukungnya.
Sprinter Krystsina Tsimanouskaya diberikan visa kemanusiaan oleh pemerintah Polandia.
Dia sebelumnya menolak untuk naik pesawat pulang, mengatakan dia telah dibawa ke bandara secara paksa oleh pejabat Belarusia karena dia telah mengkritik staf pelatih timnya.
Pelari cepat berusia 24 tahun mengatakan dia khawatir akan keselamatannya jika dia kembali ke Belarus, Euronews melaporkan.
Dia mengklaim setelah mengkritik bagaimana tim dijalankan di Jepang, pejabat Belarusia telah mencoba memaksanya pulang ke Belarus.
"Dia akan terbang dari Tokyo, penerbangan langsung ke Warsawa pada 4 Agustus, dalam waktu dua hari," kata Aleksandr Opeykin, ketua Yayasan Solidaritas Olahraga Belarusia, dikutip dari Reuters, 3 Agustus 2021.
"Dia telah menerima tawaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Polandia untuk meminta bantuan internasional, dia telah melakukan itu dan dia telah menerima visa Polandia hari ini. Kami, di Yayasan, membantunya mendapatkan tiket ke Warsawa," kata Opeykin kepada Reuters.
Sprinter Belarusia Krystsina Tsimanouskaya memasuki kedutaan besar Polandia di Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Seorang sumber di yayasan itu, yang mendukung para atlet yang dipenjara atau absen karena pandangan politik mereka, mengatakan Tsimanouskaya berencana meminta suaka di Jerman atau Austria pada Senin.
"Dia adalah olahragawati muda, yang sukses dan jelas dia ingin melanjutkan karirnya sehingga dia akan membutuhkan bantuan untuk berlatih dan berkembang," kata Opeykin.
Atlet itu tiba di kedutaan Polandia di Tokyo pada Senin.
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa kami telah mengeluarkan visa kemanusiaan. Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami akan memberikan semua dukungan yang diperlukan di Polandia jika dia ingin menggunakannya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Pawel Jablonski.
Tsimanouskaya, 24 tahun, dijadwalkan bertanding di nomor lari 200 meter putri pada Senin, tetapi mengatakan bahwa pada hari Minggu dia dibawa ke bandara untuk naik penerbangan Turkish Airlines.
Dia menolak, mengatakan kepada Reuters: "Saya tidak akan kembali ke Belarus."
Tsimanouskaya mengatakan dia telah dikeluarkan dari tim karena dia telah berbicara tentang apa yang dia gambarkan sebagai kelalaian pelatih mereka.
Dia mengeluh di Instagram bahwa dia masuk dalam estafet 4x400 m setelah beberapa anggota tim ternyata tidak memenuhi syarat untuk bersaing di Olimpiade Tokyo karena mereka tidak menjalani tes doping yang memadai.
"Dan pelatih menambahkan saya ke estafet tanpa sepengetahuan saya," kata Tsimanouskaya.
Krystsina Tsimanouskaya adalah sprinter berusia 24 tahun yang biasanya bertanding di nomor 100 meter dan 200 meter. Dan Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade pertamanya, menurut Quartz.
Uni Eropa menyambut baik keputusan Polandia untuk memberikan visa dan mengatakan upaya repatriasi adalah bukti lebih lanjut dari "penindasan brutal" oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan di Twitter bahwa tindakan pemerintah Lukashenko melanggar semangat Olimpiade, dan merupakan penghinaan terhadap hak-hak dasar, dan tidak dapat ditoleransi.
Insiden itu telah memusatkan perhatian pada Belarusia, di mana polisi telah menindak perbedaan pendapat menyusul gelombang protes yang dipicu oleh pemilihan tahun lalu yang menurut oposisi dicurangi untuk mempertahankan Lukashenko tetap berkuasa.
Dalam sebuah pesan video, Tsimanouskaya mengatakan bahwa ofisial timnya telah menekannya untuk kembali ke Belarus. IOC mengatakan bahwa Tsimanouskaya aman setelah insiden di bandara Tokyo.
Atlet Belarusia itu tiba di kedutaan besar Polandia dengan mobil van perak tak bertanda sekitar pukul 5 sore waktu setempat.
Baca juga: Oposisi Belarusia Mencoba Bunuh Diri Saat Sidang
REUTERS | EURONEWS | QUARTZ