TEMPO.CO, Jakarta - Seorang oposisi Belarusia, yang ditahan dalam penumpasan protes sengketa pemilu, menyayat tenggorokannya sendiri selama sidang pada hari Selasa setelah diberitahu keluarga dan tetangganya menghadapi penuntutan jika dia tidak mengaku bersalah, kata saksi mata, media, dan aktivis.
Rekaman oleh RFE/RL menunjukkan Stepan Latypov yang berusia 41 tahun berbaring di bangku kayu di dalam sel tahanan di ruang sidang di ibu kota Minsk, dengan petugas polisi berdiri di di sampingnya dan para hadirin berteriak.
Video kedua menunjukkan Latypov dibawa ke ambulans yang menunggu dengan bercak darah di bajunya. Media lokal dan kelompok hak asasi manusia Viasna-96 mengatakan dia masih hidup, dikutip dari Reuters, 2 Juni 2021.
Ayah Latypov, Sergei, telah muncul sebagai saksi di pengadilan pada hari Selasa, menurut kelompok hak asasi manusia Belarusia Viasna-96 dan Irina, seorang teman Latypov.
Latypov berbicara kepada ayahnya di pengadilan, mengatakan bahwa dia telah ditahan di sel penyiksaan selama 51 hari, dan memperingatkan ayahnya untuk bersiap menghadapi nasib serupa. Dia kemudian menikam dirinya sendiri di tenggorokan dengan benda yang menyerupai pena, Viasna-96 melaporkan.
"Stepan bangkit, melepas masker wajahnya, dan berkata: 'Ayah, petugas polisi mengatakan kepada saya bahwa saya akan dimasukkan ke dalam sel kurungan dan kerabat serta tetangga saya akan dituntut di bawah hukum pidana jika saya tidak mengaku'," kata Irina kepada RFE/RL.
Stepan kemudian mengambil benda putih di giginya dan mulai menggorok lehernya. Semua orang mulai berteriak. Petugas polisi tidak bisa membuka sel terdakwa untuk sementara waktu. Stepan kemudian tidak sadarkan diri dan dibawa keluar dari ruang sidang.
Penjaga terdekat tidak dapat segera membuka sel tahanan karena mereka tidak memiliki kunci yang tepat, lapor media independen Nasha Niva.
Tahanan Belarusia Stepan Latypov, yang ditangkap selama penumpasan keamanan terhadap protes massal setelah pemilu yang disengkatakan pada tahun 2020, berbaring di bangku setelah upaya untuk menggorok lehernya di dalam sel terdakwa di ruang sidang di Minsk, Belarus 1 Juni 2021. [Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL)/Handout via REUTERS TV]
Kementerian kesehatan mengatakan pria berusia 41 tahun itu berada dalam kondisi stabil setelah petugas medis merawat lukanya di rumah sakit dengan anestesi.
Juru bicara kementerian dalam negeri tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
"Aktivis Belarusia, tahanan politik Stsiapan Latypau menggorok lehernya di ruang sidang hari ini," tulis tokoh oposisi di pengasingan Sviatlana Tsikhanouskaya di Twitter, menggunakan ejaan lain nama Latypov. "Ini adalah hasil dari teror negara, represi, penyiksaan di Belarus."
Tikhanovskaya sendiri melarikan diri dari Belarus pada Agustus tahun lalu setelah pemilihan presiden diyakini diwarnai kecurangan, CNN melaporkan. Alexander Lukashenko, pemimpin lama negara itu yang digambarkan sebagai "diktator terakhir" Eropa, mengklaim telah memenangkan lebih dari 80% suara.
Latypov ditangkap September lalu selama tindakan keras oleh Presiden Alexander Lukashenko pada protes massal menyusul sengketa pemilu sebulan sebelumnya.
Dia ditahan di halaman Minsk yang kemudian dikenal oleh beberapa warga dan media sebagai "Alun-Alun Perubahan".
Latypov berdiri di depan mural untuk menghalangi pekerja negara, ditemani oleh polisi, untuk mengecat grafiti oposisi.
Dia didakwa mengorganisir kerusuhan, melawan polisi dan penipuan, dan juga dituduh di televisi pemerintah berencana untuk meracuni polisi. Dia menyangkal melakukan kesalahan.
Pada bulan Mei, pemerintah Lukashenko dikecam oleh negara-negara Barat ketika seorang blogger pengkritik berusia 26 tahun ditangkap, setelah pihak berwenang Belarusia membajak pesawat Ryanair yang melakukan perjalanan dari Yunani ke Lithuania.
Baca juga: Uni Eropa: Sanksi Pembajakan Pesawat Akan Menyasar Sektor Ekonomi Belarus
REUTERS | CNN