Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadapi Taliban, Militer Afghanistan Pasang Sistem Anti-Rudal di Bandara Kabul

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Afghanistan memasang sistem anti-rudal di Bandara Kabul pada Ahad kemarin, 11 Juli 2021. Dikutip dari Channel News Asia, pemasangan tersebut sebagai langkah respon atas meluasnya daerah yang berhasil diduduki Taliban. Dalam beberapa serangan terakhir, Taliban aktif melakukan serangan roket ke distrik-distrik strategis Afghanistan.

Per berita ini ditulis, Taliban sudah menguasai kurang lebih 85 persen dari wilayah kedaulatan Afghanistan. Dengan kedudukan yang kian terpojok, militer Afghanistan mulai mencari cara untuk menghalang serangan Taliban pasca Amerika dan NATO menarik pasukannya dari sana.

"Sistm anti-rudal yang baru terpasang mulai beroperasi di Kabul per pukul 02.00 pagi waktu setempat. Sistem ini terbukti ampuh di dunia untuk menangkal serangan roket dan rudal," ujar Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, dalam keterangan persnya.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian menjelaskan bahwa sistem dipasang di bandara karena fungsinya strategis. Sementara itu, juru bicara Militer Afghanistan Ajmal Omar Shinwari menyatakan sistem anti-rudal tersebut merupakan hasil donasi.

Tentara Nasional Afganistan (ANA) berpatroli di daerah dekat pos pemeriksaan yang direbut kembali dari Taliban, di distrik Alishing, provinsi Laghman, Afganistan, 8 Juli 2021.[REUTERS/Parwiz]

Shinwari tidak menyebutkan negara mana yang menyumbangkan sistem anti-rudal itu. Mengingat sebagian tentara Amerika dan NATO masih berada di Afghanistan, diduga sistem tersebut dihadirkan salah satunya untuk mengawal jalannya penarikan pasukan dari sana.

"Teknlogi sistem rudal ini begitu kompleks. Sekarang, teman-teman asing kami yang mengoperasikannya sementara kami membangun kemampuan untuk menggunakannya," ujar Shinwari sambil menambahkan satuannya telah membunuh 1.177 Taliban dalam sepekan terakhir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai catatan, Taliban aktif melakukan serangan roket dan mortar ke arah Militer Afghanistan yang berada di daerah pinggiran. Teknik itu dipakai juga oleh ISIS.

ISIS mengklaim sebagai dalang serangan roket ke pangkalan udara Bagram. Sebagaimana diketahui, Militer Amerika menyerahkan pangkalan udara militer tersebut kepada Afghanistan agar menjadi basis operasi mereka yang baru. Adapun di Bagram sudah terpasang sejumlah sistem pembalas roket, artileri, dan mortar (C-RAM).

"Taliban sejatinya tidak memiliki kapasitas sebaik kami. Walau begitu, mereka telah menunjukkan bahwa mereka bisa meluncurkan roket yang sudah dimodifikasi dari kendaraan dan menimbulkan kepanikan, terutama jika diarahkan ke airport," ujar salah pejabat tentara NATO.

Baca juga: Pilot Afghanistan Jadi Target Pembunuhan Taliban

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

18 hari lalu

Pendukung Taliban membentangkan bendera Imarah Islam Afghanistan pada peringatan satu tahun penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, di Kabul, 30 Agustus 2022. Taliban, yang merupakan pemerintah de facto Afghanistan, juga menyatakan peringatan itu sebagai hari libur nasional. REUTERS/Ali Khara
Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

Taliban mengirim duta besar untuk Afghanistan di Oman. Hubungan Taliban dengan negara-negara Teluk Arab kian dekat.


Anak Osama Bin Laden Disebut Masih Hidup, Pimpin Al Qaeda di Afghanistan

22 hari lalu

Sosok putra pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, yakni Hamza bin Laden saat melangsungkan pernikahannya. Dokumen-dokumen yang dirilis CIA itu juga terdapat penjelasan bahwa Osama tengah melakukan sejumlah pelatihan kepada Hamza guna menjadi pemimpin Al Qaeda. FEDERATION FOR DEFENSE OF DEMOCRACIES / AFP
Anak Osama Bin Laden Disebut Masih Hidup, Pimpin Al Qaeda di Afghanistan

Hamza, anak Osama bin Laden, disebut memimpin Al Qaeda dari Afghanistan. Ia sedang menyiapkan serbuan ke Barat.


10 Mantan Petinggi Militer AS Dukung Kamala Harris, Sebut Trump 'Bahaya'

26 hari lalu

Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dan pasangannya yang baru terpilih sebagai wakil presiden Gubernur Minnesota Tim Walz naik panggung saat kampanye di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 6 Agustus 2024. REUTERS/Kevin Lamarque
10 Mantan Petinggi Militer AS Dukung Kamala Harris, Sebut Trump 'Bahaya'

Para pensiunan jenderal mengatakan bahwa Kamala Harris adalah satu-satunya kandidat presiden yang cocok menjabat panglima tertinggi negara.


Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

29 hari lalu

Juru bicara Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) menyampaikan keterangan bersama Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) saat konferensi pers terkait penangkapan tersangka tindak pidana terorisme di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2023. Densus 88 pada Oktober 2023 berhasil menangkap 59 tersangka dengan barang bukti senapan serbu AK-47, revolver, senapan angin, sejumlah amunisi dan magasin, senjata tajam, dan buku-buku propaganda yang diduga akan digunakan salah satunya untuk menggagalkan Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

Densus 88 Antiteror menangkap laki-laki inisial LHM dan DW di Bima, Nusa Tenggara Barat.


Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

37 hari lalu

Taylor Swift tampil dalam konser The 1989 World Tour Live di New Jersey, 10 Juli 2015.  Evan Agostini/Invision/AP
Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

Wakil Direktur CIA mengungkap rencana serangan teror di konser Taylor Swift di Austria telah berhasil digagalkan. Terduga pelaku anggota ISIS


Taliban Resmi Melarang Olahraga MMA

37 hari lalu

Petarung MMA Robert Whittaker (kiri) dan Ikram Aliskerov (kanan). (ANTARA/mmafighting.com)
Taliban Resmi Melarang Olahraga MMA

Taliban telah melarang pertandingan mixed martial arts (MMA) di Afghanistan karena terlalu brutal dan melanggar hukum Islam.


Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

40 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz berpidato pada pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di Ukraina di markas besar PBB di New York, 20 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan insiden penikaman terbaru di Solingen merupakan "terorisme terhadap semua pihak".


Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

42 hari lalu

Polisi berjaga usai insiden penusukan yang menewaskan beberapa orang dalam sebuah festival kota, di Solingen, Jerman, 24 Agustus 2024. Polisi mengatakan bahwa sekitar pukul 10 malam seorang pria tak dikenal menyerang banyak orang. Hingga kini pelaku masih buron. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

Terduga pelaku adalah anggota ISIS dan melakukan penikaman untuk membalas dendam umat Muslim Palestina yang tertindas.


Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

43 hari lalu

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS
Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

ISIS kembali meneror Rusia dengan menyandera sipir dan narapidana. Mereka berhasil dilumpuhkan oleh Badan Keamanan Rusia.


Maskapai di Dunia Hindari Terbang di Wilayah Udara Iran dan Israel, Pilih Lintasi Afghanistan

44 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat. Freepik.com/Standret
Maskapai di Dunia Hindari Terbang di Wilayah Udara Iran dan Israel, Pilih Lintasi Afghanistan

Afghanistan dianggap lebih aman ketimbang terbang di wilayah udara Iran dan Israel yang sedang bersitegang.