TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban untuk pertama kali melakukan serangan ke wilayah barat Qala-e-Naw, Provinsi Badghis, Afganistan sejak melawan Pemerintah Afganistan. Serangan Taliban itu membuat panik masyarakat lokal dan tahanan.
Serangan Taliban itu terjadi pada Rabu, 7 Juli 2021, di mana militan Taliban mengepung sejumlah distrik di Provinsi Badghis.
“Musuh sudah memasuki kota, semua distrik sudah jatuh. Pertempuran sudah terjadi di dalam wilayah kota,” kata Gubernur Badghis, Hessamuddin Shams.
Kepala Dewan Provinsi Badghis Abdul Aziz Bek dan anggota dewan Zia Gul Habibi mengkonfirmasi serangan itu, yang terjadi antara Taliban dan pasukan militer Afganistan.
“Pertempuran terjadi di sejumlah wilayah kota,” kata Bek.
Menyusul ketegangan yang terjadi di Afganistan, sumber di pemerintahan Amerika Serikat menyebut Washington sedang mempertimbangkan untuk menawarkan sebuah visa jalur cepat untuk kelompok rentan dari Afganistan, seperti politikus perempuan, wartawan dan aktivis yang mungkin menjadi incaran kelompok radikal Taliban.
Selama ini kelompok-kelompok HAM telah meminta pada Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan Gedung Putih untuk menambah sampai 2 ribu visa, khusus kalangan perempuan rentan dan pendukung perempuan. Ini bagian dari rencana untuk mengevakuasi ribuan warga Afganistan setelah militer Amerika Serikat di negara itu ditarik pada bulan ini. Masuk pula dalam rencana visa prioritas tersebut adalah penerjemah yang bekerja untuk pasukan asing.
Ratusan warga mengangkat senjata di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. Mereka mengaku siap berperang setelah Taliban dikabarkan kembali memperkuat posisinya pascapenarikan pasukan oleh Amerika Serikat di Afganistan. REUTERS/Stringer
Salah satu pejabat mengatakan Amerika Serikat tidak hanya melihat perempuan yang berada di bawah ancaman, namun juga laki-laki dengan profesi yang berisiko dan kelompok minoritas. Sedangkan kelompok-kelompok HAM mengatakan pada Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bahwa perempuan yang mendapat perlindungan selama dua dekade pendudukan Amerika Serikat di Afganistan dan para pendukung mereka, harus masuk dalam daftar prioritas pemberian visa.
“Nyawa dalam bahaya. Perempuan yang menduduki jabatan pemimpim, sering menjadi sasaran dan dibunuh oleh militan Taliban. Mereka mendapat sejumlah ancaman yang mengancam hidup dan keamanan mereka setiap hari,” kata Teresa Casale, Direktur Advokasi Mina’s List.
Mina’s List dan kelompok lainnya merekomendasikan visa bagi kelompok rentan ini masuk dalam daftar prioritas dengan cara membuat sebuah jalur cepat di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
Gedung Putih menolak berkomentar perihal ini. Presiden Biden rencananya akan memberikan keterangan pada Kamis sore, 8 Juli 2021, waktu setempat mengenai penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afganistan. Biden diharapkan bisa memberikan informasi soal pemberian visa prioritas dalam kesempatan itu.
Di Afganistan, polisi, wartawan, hakim dan tenaga kesehatan menjadi sasaran pembunuhan saat militer asing angkat kaki dari negara itu.
Baca juga: Taliban Duduki 30 Persen Wilayah, Afghanistan Siapkan Serangan Balasan
Sumber: Reuters | aljazeera.com