TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah memo Kementerian Kesehatan Thailand yang bocor diketahui menyerukan agar tenaga kesehatan yang sudah di imunisasi vaksin virus corona, diberikan vaksin penguat mRNA. Salah satu komentar yang muncul dalam seruan itu menyebut, vaksin penguat bisa merusak kepercayaan publik pada vaksin Sinovac Biotech.
Memo yang bersifat internal itu ramai diwartakan oleh media lokal di Thailand dan tersebar di media sosial. Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengakui keaslian memo di lembaganya tersebut.
Seorang petugas kesehatan menerima vaksin penyakit virus corona Sinovac (COVID-19) di rumah sakit Samut Sakhon di provinsi Samut Sakhon, Thailand, 28 Februari 2021. [REUTERS / Athit Perawongmetha]
Komentar lain yang tertulis di memo itu berasal dari pejabat, yang tidak dipublikasi namanya, yang menyarankan otoritas agar tidak memberikan satu dosis suntik penguat (booster) vaksin Pfizer – BioNTech kepada tenaga kesehatan yang bertugas di garda depan. Sebab langkah itu, bisa diartikan mengakui kalau vaksin virus corona Sinovac tidak efektif.
Thailand menyuntikkan vaksin virus corona Sinovac kepada sebagian besar tenaga kesehatannya. Studi memperlihatkan suntikan dua dosis vaksin virus corona efektif sampai 95 persen mengurangi kematian akibat Covid-19 dan gejala parah. Studi lainnya memperlihatkan, 71 persen – 91 persen vaksin efektif menghentikan varian Alfa Covid-19.
Sinovac di Cina belum mau berkomentar soal efektifitas vaksin ini dalam melawan virus corona.
Dalam memo yang bocor tersebut, tertulis seruan dari sejumlah ahli kesehatan paling berpengaruh di Thailand, termasuk dari dewan kesehatan Thailand, agar tenaga kesehatan diberikan vaksin penguat satu dosis saja dari Pfizer – BioNTech. Pada Senin, 5 Juli 2021 trending di Twitter Thailand tagar “Give Pfizer to medical personnel”.
Baca juga: Pelaku Usaha Belum Rasakan Manfaat Program Wisata Tanpa Karantina Phuket
Sumber: Reuters