TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Elizabeth II memberikan penghargaan George Cross ke Layanan Medis Nasional Inggris (National Health Service, NHS) atas jasa mereka selama pandemi COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, ini pertama kalinya Ratu Elizabeth memberikan penghargaan secara kolektif, terhadap satu lembaga.
Terakhir kali Kerajaan Inggris memberikan penghargaan secara kolektif, hal itu terjadi di tahun 1942. Ayah dari Ratu Elizabeth, Raja George VI, memberikan penghargaan George Cross ke warga Malta.
PM Inggris, Boris Johnson, mengatakan NHS pantas menerima penghargaan itu. Menurutnya, George Cross adalah apresiasi Kerajaan Inggris terhadap NHS yang sudah berbuat banyak selama pandemi.
"Staf NHS sudah merawat kita, teman-teman kita, saudara kita, dari garis depan selama pandemi. Saya melihat langsung keberanian mereka," ujar Johnson, yang juga sempat menjadi pasien COVID-19, Ahad, 4 Juli 2021.
NHS terbentuk pertama kali di tahun 1948. Kala itu, NHS dibentuk sebagai bagian dari langkah reformasi pasca Perang Dunia II. Misi utama NHS, memberikan layanan kesehatan yang tidak hanya universal, tetapi juga komprhenesif terhadap warga Inggris dengan dana pemerintah.
Pekerja NHS bertepuk tangan di luar Rumah Sakit King's College selama kampanye Clap for our Carers untuk mendukung NHS ketika melawan virus Corona (COVID-19), London, Inggris, 16 April 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]
Ketika pandemi COVID-19 menghajar Inggris, NHS tak ayal menjadi tulang punggung respon terhadap bencana itu. Mereka yang merawat langsung para korban COVID-19 sekaligus mengurus vaksinasi mereka.
Kepala Eksekutif NHS, Simon Stevens, menghormati penghargaan yang diberikan oleh Ratu Elizabeth II. Menurutnya, penghargaan itu mengakui kerja keras, komitmen, dan skill dari staf-staf NHS ketika menghadapi pandemi COVID-19.
"Di tengah mara bahaya, kami melihat kerja sama yang begitu baik. Hal itu tidak hanya terjadi di NHS, tetapi juga di kalangan volunteer, pekerja esensial, perawat, hingga masyarakat. Bekerjasama, mereka berperan besar membantu kami untuk menolong ratusan ribu orang yang terkena COVID-19," ujar Stevens.
Bersamaan dengan pemberian penghargaan itu, Inggris tengah bersiap-siap untuk melonggarkan lockdown atau bahkan normal baru. Langkah akhir untuk pelonggaran itu akan dibahas pada Senin ini. Beberapa poin yang akan dibahas mulai dari perkara jarak sosial, penutup muka, dan bekerja dari rumah.
Tiga mahasiswi Sophie Langford, Emily Campbell, dan Tamzida Mulai berjalan ke pusat vaksinasi massal di Liverpool Pier Head yang menawarkan vaksin Covid-19 langsung di tempat di Liverpool, Inggris, 23 Juni 2021. [REUTERS/Jason Cairnduff]
Jika semua berjalan lancar, maka pelonggaran akhir akan dilakukan pada 19 Juli nanti. Data sejauh ini menunjukkan bahwa beban di rumah sakit dan kematian akan berkurang signifikan akibat vaksinasi walaupun jumlah kasus juga akan tetap bertambah.
"Kita akan belajar untuk hidup bersama COVID-19 sebagaimana kita hidup dengan flu...Harus saya tegaskan, pandemi belum usai dan kasus akan tetap naik beberapa hari ke depan."
"Seiring dengan kita belajar untuk hidup bersama COVID-19, kita harus tetap hati-hati menangani resiko virtus dan bagaimana kita akan menjalani hidup ke depannya," ujar Boris Johnson soal normal baru akibat pandemi COVID-19
Per berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 4,9 juta kasus dan 128 ribu kematian akibat COVID-19. Beberapa pekan terakhir, kasus secara konsisten mengalami kenaikan dengan jumlah di atas 20 ribu per hari.
Baca juga: Menuju Normal Baru, Inggris Tidak Akan Lagi Wajibkan Masker
ISTMAN MP | REUTERS