TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Brasil pada Sabtu, 3 Juli 2021, melakukan unjuk rasa di sejumlah jalan-jalan di Negeri Samba tersebut, menuntut agar Presiden Jair Bolsonaro dimakzulkan. Mereka yang berunjuk rasa juga menuntut agar disediakan lebih banyak vaksin virus corona untuk memerangi pandemi Covid-19.
Brasil saat ini telah menjadi negara kedua di dunia dengan angka kematian terbesar setelah Amerika Serikat. Sebelum unjuk rasa terjadi, pada Jumat, 2 Juli 2021, Hakim Mahkamah Agung Rosa Weber memberikan persetujuan agar dilakukan investigasi terhadap Presiden Bolsonaro atas tuduhan melakukan penyimpangan untuk pengadaan vaksin virus corona yang dikembangkan di India.
Orang-orang berpartisipasi dalam protes terhadap Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan penanganannya terhadap pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Cuiaba, Brasil, 19 Juni 2021. [REUTERS/Mariana Greif]
Awalnya masyarakat Brasil berencana berunjuk rasa pada 24 Juli 2021, namun dimajukan setelah ada bukti penyimpangan mengenai kesepakatan pengadaan vaksin virus corona, sebelum komite senat Brasil melakukan investigasi terhadap cara penanganan pemerintah federal menangani pandemi Covid-19.
Krisis Covid-19 di Brasil telah diperparah dengan lambannya imunisasi massal vaksin virus corona.
“Itu bukan penyangkalan, itu adalah korupsi,” demikian tulisan protes yang dibawa oleh Marilda Borroso, 71 tahun, dalam unjuk rasa di Ibu Kota Rio de Janeiro.
Sampai pukul 2 siang, unjuk rasa telah diikuti oleh ribuan orang di setidaknya 13 negara bagian di Brasil. Media lokal mewartakan, unjuk rasa awalnya dijadwalkan dilakukan di 315 kota di Brasil dan 15 negara bagian.
Baca juga: Dugaan Korupsi, Jaksa Setuju Dilakukan Investigasi pada Jair Bolsonaro
Sumber: Reuters