Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sekjen PBB Minta Joe Biden Cabut Sanksi Iran untuk Selamatkan Perjanjian Nuklir

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.[REUTERS]
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk mencabut atau menghapuskan semua sanksi terhadap Iran sebagaimana disepakati berdasarkan perjanjian nuklir Iran 2015 yang bertujuan menghentikan Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB, Guterres juga mendesak Amerika Serikat untuk memperpanjang keringanan terkait perdagangan minyak dengan Republik Islam Iran, dan sepenuhnya memperbarui keringanan untuk proyek non-proliferasi nuklir.

Dewan beranggotakan 15 orang itu membahas laporan dua tahunan sekretaris jenderal pada hari Rabu tentang implementasi resolusi 2015 yang mengabadikan kesepakatan nuklir antara Iran, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, Rusia dan Cina, dikutip dari Reuters, 1 Juli 2021.

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan kesepakatan tersebut pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras, mendorong Iran untuk mulai melanggar beberapa batasan nuklir pada 2019.

Dalam laporannya, Guterres menggambarkan pelanggaran Iran sebagai "langkah yang mengkhawatirkan" dan meminta Iran untuk kembali ke kepatuhan penuh terhadap kesepakatan nuklir 2015.

Presiden AS Joe Biden berjalan untuk menyampaikan pidato setelah diskusi meja bundar dengan para penasihat mengenai langkah-langkah untuk mengurangi kekerasan senjata AS, di Gedung Putih di Washington, AS, 23 Juni 2021. [REUTERS/Jonathan Ernst]

Seruan Guterres terhadap Iran dan AS datang di tengah pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran, yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), di mana Iran menerima pembatasan pada program nuklirnya dengan imbalan pencabutan banyak sanksi asing terhadapnya.

"Beberapa putaran terakhir diskusi di Wina telah membantu mengkristalisasi pilihan yang perlu dibuat oleh Iran dan Amerika Serikat untuk mencapai pengembalian bersama untuk mematuhi JCPOA," kata wakil Duta Besar AS untuk PBB, Jeffrey DeLaurentis, kepada Dewan Keamanan pada Rabu.

Tanggal untuk putaran pembicaraan berikutnya di Wina belum disepakati, tetapi Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan, "Kami sudah melihat profil perjanjian di masa depan, ada pemahaman umum tentang bagaimana melangkah maju ke tujuan di depan kita."

Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan bahwa mereka yang melanggar janji yang harus membuat keputusan sulit. Ia menyerukan jaminan bahwa semua sanksi dihapus secara terverifikasi dan AS tidak akan lagi menarik diri dari perjanjian.

Wakil Duta Besar Cina untuk PBB Geng Shuang meminta Amerika Serikat untuk menanggapi permintaan Iran untuk jaminan bahwa mereka tidak akan lagi keluar dari kesepakatan.

Uni Eropa sedang mengoordinasikan pembicaraan Wina dan Duta Besar Uni Eropa untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Olof Skoog, memperingatkan: "Jelas bahwa waktu tidak berada di pihak kita dan bahwa apa yang mungkin dilakukan hari ini, bisa saja mustahil dilakukan dalam waktu dekat. Kami memiliki jendela diplomatik terbatas di depan kita yang tidak boleh kita lewatkan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya pada Selasa Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiyee mengatakan Iran masih menunggu keputusan politik dari pihak lain, khususnya AS, untuk memutuskan mengadakan putaran berikutnya dari pembicaraan Wina.

"Mengenai bagaimana pembicaraan Wina akan berlanjut, kita harus menunggu hasil pertemuan menjadi lebih jelas. Yang penting adalah pembicaraan telah mencapai titik di mana semua pihak harus membuat kesepakatan atas keputusan mereka sendiri. Kami menunggu pihak lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengumumkan keputusan politik mereka sehingga kami dapat berbicara lebih jelas tentang putaran pembicaraan berikutnya," katanya, kantor berita Fars melaporkan.

Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi menghadiri konferensi pers di Teheran, Iran 21 Juni 2021.[Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS]

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi, mengatakan pekan lalu dia mendukung pembicaraaan dengan enam kekuatan dunia untuk memulihkan perjanjian nuklir Iran 2015, tetapi menolak bertemu Presiden Joe Biden bahkan jika AS menghapus semua sanksi.

Dalam konferensi pers pertamanya sejak memenangkan pemilihan presiden hari Jumat, hakim garis keras itu mengatakan prioritas kebijakan luar negerinya akan meningkatkan hubungan dengan tetangga-tetangga Iran di Teluk Arab, sambil menyerukan saingan regional Iran, Arab Saudi, untuk segera menghentikan intervensinya di Yaman, Reuters melaporkan.

Negosiasi telah berlangsung di Wina sejak April untuk mencari tahu bagaimana Iran dan Amerika Serikat dapat kembali mematuhi kesepakatan nuklir.

Iran telah melanggar batas kesepakatan pengayaan uranium, yang dirancang untuk meminimalkan risiko mengembangkan potensi senjata nuklir. Teheran telah lama membantah memiliki ambisi semacam itu.

Raisi mengatakan kebijakan luar negeri Iran tidak akan terbatas pada kesepakatan nuklir, menambahkan bahwa semua sanksi AS harus dicabut dan diverifikasi oleh Teheran.

Pejabat Iran dan Barat sama-sama mengatakan terpilihnya Ebrahim Raisi tidak mungkin mengubah sikap negosiasi Iran dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, sebab Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memiliki keputusan akhir tentang semua kebijakan utama.

Baca juga: Ebrahim Raisi Menjadi Presiden Iran, Kelanjutan Perjanjian Nuklir Dipertanyakan

REUTERS | FARS NEWS AGENCY

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Iran Bebaskan Lagi Tiga Warga Eropa dalam Pertukaran Tahanan

14 jam lalu

Pekerja bantuan kemanusiaan Belgia, Olivier Vandecasteele (42) yang ditangkap dalam kunjungan ke Iran pada Februari 2022 dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara dan 74 cambukan atas tuduhan termasuk mata-mata, disambut oleh keluarganya di bandara militer Melsbroek Belgia setelah dibebaskan dalam pertukaran. dengan seorang diplomat Iran yang dipenjara di Belgia sehubungan dengan plot bom yang gagal, di Steenokkerzeel, Belgia 26 Mei 2023. Didier Lebrun/Pool via REUTERS
Iran Bebaskan Lagi Tiga Warga Eropa dalam Pertukaran Tahanan

Tiga warga Eropa ini dibebaskan oleh Iran sebagai imbalan pembebasan diplomat Iran Asadollah Assadi dalam pertukaran tahanan yang dimediasi Oman.


Biden Jatuh Tersandung Karung Pasir di Acara Wisuda

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berbicara kepada media sebelum meninggalkan Gedung Putih menuju Camp David, di Washington, AS, 26 Mei 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Biden Jatuh Tersandung Karung Pasir di Acara Wisuda

Presiden AS Joe Biden jatuh tersandung di acara wisuda Angkatan Udara Amerika Serikat. Ia sebelumnya jatuh berkali-kali.


Bentrokan di Perbatasan Iran dan Afghanistan karena Sengketa Air

1 hari lalu

Ilustrasi bentrokan. shutterstock
Bentrokan di Perbatasan Iran dan Afghanistan karena Sengketa Air

Bentrokan di perbatasan Iran dan Afghanistan terjadi di tengah naiknya ketegangan dan sengketa air yang sedang berlangsung.


Donald Trump Terekam Akui Simpan Dokumen Rahasia tentang Iran

2 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Pengadilan Kriminal Manhattan pada hari sidangnya setelah dakwaannya oleh dewan juri Manhattan menyusul penyelidikan atas uang suap yang dibayarkan kepada bintang porno Stormy Daniels, di New York City, AS, 4 April 2023. REUTERS /Amanda Perobelli
Donald Trump Terekam Akui Simpan Dokumen Rahasia tentang Iran

Jaksa federal Amerika Serikat memiliki rekaman pada 2021 tentang mantan presiden Donald Trump yang mengakui menyimpan dokumen rahasia tentang Iran


Debt Ceiling Ancam Kebangkrutan Pemerintah Amerika Serikat, Apakah Itu?

3 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar AS. ANTARA/Andika Wahyu
Debt Ceiling Ancam Kebangkrutan Pemerintah Amerika Serikat, Apakah Itu?

Debt ceiling atau plafon utang merupakan jumlah maksimum utang yang bisa dipinjam pemerintahan Joe Biden melalui penerbitan obligasi. AS bangkrut?


Iran Adili Jurnalis Perempuan yang Liput Kematian Mahsa Amini

3 hari lalu

Suporter Iran membentangkan poster  bertuliskan
Iran Adili Jurnalis Perempuan yang Liput Kematian Mahsa Amini

Pengadilan Iran memulai persidangan terhadap jurnalis perempuan yang dituduh terlibat dalam unjuk rasa kematian Mahsa Amini.


Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

4 hari lalu

Mahlagha Jaberi. FOTO/Instagram/mahlaghajaberi
Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

Mahlagha Jaberi mengenakan gaun itu ke Festival Film Cannes ke-76 untuk menarik kesadaran akan eksekusi hukuman gantung di Iran


Antony Blinken Umumkan Amerika Serikat Akan Jatuhkan Sanksi Baru ke Rusia

4 hari lalu

U.S. Secretary of State Antony Blinken and Indonesia's Foreign Minister Retno Marsudi (not pictured) meet on the sidelines of the G20 foreign ministers' meeting in New Delhi, India March 2, 2023.  Olivier Douliery/Pool via REUTERS
Antony Blinken Umumkan Amerika Serikat Akan Jatuhkan Sanksi Baru ke Rusia

Antony Blinken mengungkap pihaknya akan menjatuhkan sanksi-sanksi baru ke Rusia, yang detailnya akan disampaikan pada 31 Maret 2023.


Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

4 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir 3,41 dolar AS atau 4,43 persen, menjadi ditutup pada 73,54 dolar AS per barel.


Harga Emas Menguat di Tengah Penantian Kesepakatan Batas Utang AS Disahkan Kongres

4 hari lalu

Ilustrasi emas batangan. Sumber: Global Look Press / rt.com
Harga Emas Menguat di Tengah Penantian Kesepakatan Batas Utang AS Disahkan Kongres

Harga emas yang menguat memperpanjang keuntungan dalam dua sesi berturut-turut.