TEMPO.CO, Jakarta - Emilia Navas, Jaksa Agung di Kosta Rika pada Jumat, 25 Juni 2021, mengumumkan mengundurkan diri demi menghindari konflik kepentingan selama dilakukannya investigasi atas dugaan korupsi. Dalam kasus korupsi itu, suami Emilia berstatus sebagai pengacara terdakwa.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, otoritas di yudisial Kosta Rika mengungkap kalau mereka telah melakukan investigasi dalam skala besar terkait kejahatan terorganisir, yang melibatkan perusahaan – perusahaan konstruksi dan jaringan publik. Salah satu orang yang terjerat kasus ini adalah penasehat dekat Presiden Kosta Rika, Carlos Alvarado.
Otoritas telah melakukan sejumlah penggeledahan dan menahan setidaknya 30 orang, yang diduga ada sangkut-pautnya dengan skema yang menyebabkan defisit pembangunan jalan mulai 2018 – 2020 sebesar USD 127 juta (Rp 1,8 triliun).
Investigasi dilakukan selama dua tahun yang dilakukan oleh kepolisian dan jaksa penuntut untuk mengungkap dugaan keterlibatan suami Emilia, Francisco Campos. Campos adalah pengacara untuk dua perusahaan utama dalam investigasi ini, yakni H Solis dan transnational Meco.
“Jadi, supaya tidak melemahkan peran kementerian publik dan tidak mengalihkan pada hal yang penting, yakni memerangi korupsi, maka saya memutuskan untuk mundur,” kata Emilia, dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya investigasi telah mengarah pada serangan pribadi dan serangan pada institusi. Emilia duduk sebagai Jaksa Agung di Kosta Rika pada 2017, di mana dia berkomitmen akan tegas melawan korupsi.
Emilia mengatakan sudah memutuskan untuk tidak terlibat dalam investigasi dugaan kasus korupsi ini karena adanya hubungan keluarga. Pengacara pemilik H Solis mengklaim kliennya tidak bersalah, sedangkan pengacara untuk pemilik Meco mengatakan investigasi ini cacat dengan penyimpangan serius. Campos belum mau berkomentar mengenai hal ini.
Baca juga:Dugaan Suap, Penasehat Presiden Kosta Rika Mengundurkan Diri
Sumber: Reuters