TEMPO.CO, Jakarta - Jelang Olimpiade Tokyo, para petugas medis yang ditugaskan untuk mengawal event tersebut meminta penyelenggara untuk tidak melibatkan supporter. Dikutip dari kantor berita Reuters, mereka khawatir keberadaan supporter di area event akan membuat jumlah kasus COVID-19 di Jepang kembali melonjak.
Permintaan tersebut menyusul rencana rapat penyelenggara Olimpiade Tokyo pada Senin besok. Dalam rapat tersebut, salah satu hal yang akan dibahas adalah akan diperbolehkan atau tidaknya supporter ke area event. Adapun supporter yang dimaksud di sini adalah supporter lokal karena supporter internasional telah dilarang masuk.
"Opsi tidak ada supporter lebih baik dibanding opsi lainnya. Saya rasa kita masih akan melihat pandemi yang cukup buruk selama musim panas ini. Sebagai komandan di area event, jumlah orang yang akan diperbolehkan masuk adalah kekhawatiran terbesar saya," ujar petugas medis Olimpiade Tokyo untuk cabang olahraga angkat besi, Shoji Yokobori, Ahad, 20 Juni 2021.
Logo Olimpiade Tokyo di depan Gedung Kantor Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. REUTERS / Issei Kato / File Photo
Yokobori melanjutkan bahwa pandemi COVID-19 juga menambah tekanan kepada dirinya dan kolega-koleganya. Ia dan tim harus semakin sigap dalam merespon situasi. Jika situasi di area event dirasa berbahaya bagi atlet, staf, dan pelatih, maka dirinya harus mengambil keputusan cepat soal melanjutkan kegiatan di lokasi atau tidak.
Tekanan tersebut dipandang Yokobori akan semakin menjadi-jadi jika supporter diperbolehkan hadir. Apalagi, kata ia, dirinya hingga sekarang belum menerima informasi apapun soal berapa banyak atlet dan staf yang akan ia awasi. Ia mengatakan, hal tersebut mempersulit persiapan strategi penanganan di hari H nanti.
"Sejauh ini, penyelenggara Olimpiade menggelar rapat via telepon 1-2 kali sebulan. Namun, mereka hanya memberikan informasi kasar. Kami tidak punya detil informasi soal akan ada berapa banyak atlet ataupun supporter. Jujur saya tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya (Olimpiade) nanti," ujar Yokobori.
Seorang pria memakai masker pelindung di tengah wabah COVID-19 di depan arena Olimpiade raksasa di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. Belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Jepang atau pun penyelenggara ajang itu. Presiden IOC, Thomas Bach, sebelumnya sempat menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo masih sesuai jadwal dan mereka tak menyiapkan rencana cadangan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Youichi Yanagawa, petugas medis untuk event balap sepeda, memberikan pernyataan senada. Menurutnya, tidak melibatkan supporter akan mengurangi resiko penularan COVID-19 sekaligus beban timnya. Apalagi, kata ia, anggota timnya kebanyakan adalah sukarelawan dengan pengalaman penanganan situasi menular yang minim.
"Bola ada di tangan penyelenggara...Olimpiade tanpa supporter akan lebih mudah dikontrol. Namun, keputusan bukan di tangan kami...Misi utama saya adalah melewati Olimpiade Tokyo seperti berperang secara all out," ujar Yanagawa.
Sejauh ini, politisi dan komite penyelenggara Olimpiade Tokyo berharap supporter lokal tetap bisa datang meski tidak dalam jumlah besar. Adapun Jepang tercatat memiliki 784 ribu kasus dan 14 ribu kematian akibat COVID-19
Baca juga: Takut COVID-19, Pemerintah Jepang Tutup Akses Publik ke Lokasi Olimpiade Tokyo
ISTMAN MP | REUTERS