TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan akan menjadi sumber kekuatan kebaikan dan terus meminta dukungan internasional setelah Cina mengklaim wilayah kepulauan itu secara mengejutkan mendapat dukungan dari negara-negara G7, yang sebagian besar negara demokrasi.
Sebelumnya pada Minggu, 13 Juni 2021, para pemimpin negara-negara G7 menegur Cina atas pelanggaran HAM di Xinjiang, menyerukan Hong Kong untuk tetap menjunjung tinggi otonominya dan menggaris bawahi pentingnya perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan.Objek wisata Pulau Sanxiantai di Taitung, Taiwan. TEMPO | Nur Alfiyah
Juru bicara Kepresidenan Taiwan Xavier Chang mengatakan mengatakan ini adalah yang pertama kalinya dalam komunike negara-negara G7 menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Untuk pertama kali pula sejak G7 didirikan, ada rasa persahabatan dengan Taiwan. Taiwan sangat berterima kasih atas dukungan tersebut.
Menurut Chang, anggota-anggota G7 membagi nilai-nilai dasar seperti demokrasi, kebebasan dan HAM.
“Taiwan pasti akan mematuhi perannya sebagai sebuah anggota di kawasan dan akan tegas membela sistem demokrasinya serta nilai-nilai universal bersama,” kata Chang.
Taiwan akan terus memperdalam kemitraannya dengan negara-negara anggota G7 dan negara-negara lain, yang berfikiran sama yang ingin mendapatkan dukungan lebih besar dari masyarakat internasional. Cina sebelumnya telah meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dalam beberapa bulan terakhir dengan cara melakukan latihan militer di dekat Kepulauan Taiwan karena mencoba mengukuhkan kedaulatan Beijing.
Baca juga: Thailand Kena Protes Taiwan Gara-gara Vaksin AstraZeneca
Sumber: Reuters