TEMPO.CO, Jakarta - Thailand meyakinkan tidak menghalang-halangi ekspor vaksin virus corona AstraZeneca. Pernyataan itu dilontarkan setelah Taiwan menyebut Negeri Gajah Putih itu menyimpan sendiri vaksin virus corona yang di produksinya.
Sebelumnya pada Jumat kemarin, 11 Juni 2021, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pihaknya telah memesan 10 juta dosis vaksin virus corona dari AstraZeneca. Vaksin pesanan Taiwan itu, sebagian besar diproduksi di Thailand. Namun Thailand memberikan vaksin-vaksin itu pada kelompok prioritas di negara itu.
“Thailand tidak menghalang-halangi ekspor AstraZeneca. Ini hanya persoalan produsen dalam mengaturnya,” kata Wakil Juru Bicara Pemerintah Thailand, Traisuree Taisaranakul, Sabtu, 12 Juni 2021.
Dalam keterangannya, Traisuree tidak menjelaskan detail produsen yang dimaksud, apakah AstraZeneca atau manufaktur di Thailand, yakni Siam Bioscience. Kementerian Kesehatan Thailand belum mau berkomentar mengenai hal ini. Bungkam juga dilakukan oleh AstraZeneca dan Siam Bioscience.
Taiwan dan Thailand sama-sama sedang menghadapi gelombang kenaikan angka positif Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Padahal berbulan-bulan sebelumnya, kedua negara itu sukses menangani pandemi Covid-19.
Filipina mengatakan pada bulan ini mengalami keterlambatan penerimaan vaksin virus corona AstraZeneca yang diproduksi di Thailand. Malaysia juga mengatakan juga bakal mengalami keterlambatan.
Sekitar 200 juta dosis vaksin virus corona AstraZeneca untuk wilayah Asia Tenggara bergantung pada produksi di Siam Bioscience. Ini adalah sebuah perusahaan milik Raja Thailand, yang membuat vaksin untuk pertama kali.
Baca juga: Biar Dapat Penumpang, Sopir Taksi Pajang Logo Sudah Divaksin Virus Corona
Sumber: Reuters