Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wabah Tikus Serang Australia, Apa Penyebabnya?

image-gnews
Seekor tikus terjebak dalam perangkap di kediaman petani biji-bijian Norman Moeris saat negara bagian New South Wales mengalami
Seekor tikus terjebak dalam perangkap di kediaman petani biji-bijian Norman Moeris saat negara bagian New South Wales mengalami "wabah tikus", di Gilgandra, Australia, 30 Mei 2021. Gambar diambil 30 Mei 2021. [REUTERS / Jill Gralow]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk New South Wales kewalahan dengan serangan wabah tikus beberapa bulan terakhir sampai wakil perdana menteri mendeklarasikan perang terhadap hewan pengerat itu.

"Tikus yang baik adalah tikus yang mati," kata wakil perdana menteri.

Selama berbulan-bulan, tikus telah merusak ladang dan menempati rumah-rumah di Australia timur, dari perbatasan Victoria di selatan sampai ke negara bagian Queensland di utara negara itu, menyebabkan kerusakan tanaman dan mesin senilai jutaan dolar, dilaporkan CNN pekan lalu.

Petani Australia bernama Norman Moeris mengangkat terpal pelindung yang menutupi panen gandumnya pada malam dingin dan menemukan segerombolan tikus.

Moeris adalah salah satu dari ribuan petani di beberapa bagian negara bagian New South Wales, Queensland dan Victoria yang pusing dengan serangan tikus yang merusak tanaman, menggerogoti peralatan pertanian dan peralatan rumah tangga, menyebabkan pemadaman listrik dan menyerbu supermarket.

"Biji-bijian ini di sini, tikus-tikus baru saja menghancurkannya. (Kami akan) mungkin hanya menggali lubang dan menguburnya," kata Moeris, dikutip dari Reuters, 1 Juni 2021.
"Tidak layak memberi makan ternak jika kamu membunuh mereka," katanya.

Puluhan tikus mati dibunuh penduduk setempat Kodi Brady, karena wilayah lokal di negara bagian New South Wales ini mengalami wabah tikus, di Coonabarabran, Australia. Kodi Brady/Handout via REUTERS

Bagi Moeris dan petani lainnya, waktu terjadinya wabah sangat merugikan karena terjadi setelah hujan lebat turun usai kekeringan melanda.

Sebabnya suaca basah tidak hanya membantu menghasilkan panen biji-bijian terbesar yang pernah ada di Australia, tetapi juga menyediakan makanan yang cukup bagi tikus, memicu siklus reproduksinya yang cepat.

Moeris menanam gandum, barley, oat, kacang, dan buncis, dan memelihara 900 domba merino di lahan seluas 2.800 hektar di peternakannya dekat Gilgandra, 430 km barat laut Sydney.

Pria berusia 65 tahun itu mengatakan dia telah kehilangan gandum senilai 130.000 dolar Australia (sekitar Rp 1,4 miliar) karena wabah tikus, menyusul hilangnya sekitar 2.100 domba selama tiga tahun kekeringan, dan tidak banyak yang bisa dia lakukan.

Meskipun ia telah memasang umpan perimeter di sekitar padang dan memasang perangkap serta ember air di sekitar rumah, tikus terus saja datang.

Wabah tikus seperti yang terlihat di Australia sering terjadi pada akhir musim kering, kata Steve Henry, peneliti di CSIRO, lembaga sains nasional Australia, mengatakan kepada The Independent.

Ini bukan wabah tikus pertama yang dialami Australia dan hujan tahun lalu membuat pertanian berlimpah dengan biji-bijian, menjadikannya sumber makanan yang sempurna bagi tikus.

"New South Wales mengalami empat tahun yang sangat kering berturut-turut dan kemudian kondisi menjadi menguntungkan bagi tikus untuk berkembang biak dan ada banyak makanan di sana karena para petani menanam banyak tanaman," kata Henry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, katanya, negara bagian itu mengalami musim panas basah yang sangat ringan, yang memungkinkan tikus terus berkembang biak.

"Jadi, mereka terus berkembang biak sepanjang musim panas hingga musim gugur," katanya.

Setidaknya 800 hingga 1.000 tikus per hektar dianggap sebagai proporsi "wabah" oleh Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, CNN melaporkan.

Sepasang tikus dapat menghasilkan 500 keturunan lebih banyak setiap musim, menurut CSIRO, dengan betina melahirkan anak baru setiap tiga minggu.

Petani biji-bijian Norman Moeris di ladangnya di wilayah New South Wales yang mengalami "wabah tikus", di Gilgandra, Australia, 29 Mei 2021. [REUTERS / Jill Gralow]

Awal bulan lalu, Menteri Pertanian NSW Adam Marshall mengumumkan upaya untuk membasmi wabah tikus, termasuk memberikan racun rodentisida gratis bagi petani. Dan pekan lalu, ia mengamankan ribuan liter bromadiolone, racun mematikan yang saat ini dilarang di Australia.

The Independent melaporkan, pemerintah negara bagian NSW telah memesan 5.000 liter Bromadiolon dari India. Regulator pemerintah federal belum menyetujui penggunaan darurat untuk racun.

Namun, beberapa petani dan pemerhati lingkungan telah memperingatkan konsekuensi umpan racun karena dapat membahayakan spesies asli lainnya, termasuk galah, piegones dan ikan.

Moeris dan petani Australia lain tidak punya pilihan.

"Apa yang mesti dikerjakan? Lakukan lagi musim semi tahun depan, mudah-mudahan lancar semua," katanya.

"Kami akan melakukannya lagi, wabah tikus akan kembali dalam beberapa tahun lagi dan kami mungkin akan melakukannya lagi, dan itulah kehidupan Australia," ujar petani itu.

Lihat juga: Potret Australia saat Dilanda Wabah Tikus

REUTERS | CNN | THE INDEPENDENT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

11 jam lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

13 jam lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

2 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

2 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

3 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

3 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

4 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

4 hari lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

4 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.