TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia memperingatkan Amerika bahwa pertemuan Presiden Joe Biden dan Vladimir Putin pada 16 Juni nanti tidak akan "semulus" yang diharapkan. Sebab, kata mereka, bakal ada sejumlah sinyal atau kabar tidak mengenakkan untuk Amerika dalam pertemuan tersebut. Salah satunya soal penguatan konsentrasi militer di wilayah perbatasan Rusia.
"Amerika perlu bersiap-siap mendengarkan sejumlah 'sinyal' dari Moskow...akan tidak mengenakkan untuk mereka. Beberapa akan diketahui beberapa hari ke depan," ujar Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 31 Mei 2021.
Ryabkov melanjutkan bahwa Rusia juga bakal membawa isu HAM ke pertemuan dengan Amerika. Ia berkata, hal itu sebagai respon terhadap pernyataan Joe Biden soal bakal ada penekanan terhadap isu HAM pada pertemuan dengan Putin.
Sebelumnya, Joe Biden mengatakan isu HAM tidak akan ia kesampingkan dalam pertemuan dengan Vladimir Putin. Sebab, menurutnya, Putin kerap menyalahgunakan HAM untuk kepentingan pribadinya.
Joe Biden tidak menyampaikan secara spesifik isu HAM apa yang bakal ia bawa ke dalam pertemuan di Jenewa. Walau begitu, beberapa waktu terakhir, Putin dikaitkan dengan isu penyiksaan Alexei Navalny di penjara Vladimir, penculikan Roman Protasevich oleh Belarus, serta peretasan data Amerika.
Peretasan data Amerika adalah salah satu isu terhangat Amerika dengan Rusia. Pada April lalu, Joe Biden memberikan sanksi terhadap Rusia dan mendepak 10 diplomatnya karena diduga terlibat dalam peretasan SolarWinds Reserach. Dalam peretasan itu, Rusia disebut berhasil mendapatkan akses ke sembilan agensi Pemerintah Amerika untuk kemudian mencuri data-data sensitif.
Baca juga: Diagendakan Bertemu di Jenewa, Joe Biden Bakal Peringatkan Putin Soal HAM
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA