TEMPO.CO, Jakarta - Kekasih jurnalis oposisi Roman Protasevich yang ikut ditangkap oleh Pemerintah Belarus, Sofia Sapega, akhirnya "tampil" di publik. Selasa kemarin waktu setempat, beredar video Sapega membuat pengakuan bahwa ia terlibat dalam gerakan melawan Pemerintah Belarus. Selain itu, Sapega juga mengaku menyebarluaskan data pribadi pejabat-pejabat pemerintah yang dilarang di Belarus.
Video tersebut serupa dengan video pengakuan Protasevich yang beredar sehari sebelumnya. Tak ayal video itu mendapat reaksi keras dari kelompok oposisi Belarus. Mereka menganggap Sapega telah disiksa dan ditekan untuk membuat pengakuan.
"Dia seperti berada dalam tekanan psikologis," ujar pemimpin oposisi Belarus, Svetlana Tikhanouskaya, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 26 Mei 2021.
Hal senada disampaikan oleh penasihat dari Svetlana Tikhanouskaya, Franak Viacorka. Ia berkata, pengakuan Sapega seperti dibuat dalam kondisi tertekan dan disiksa.
Adapun Viacorka menyakini Sapega tidak melakukan apapun yang ia nyatakan di video pengakuannya. Ia berkata, Sapega hanya "bersalah" karena telah menjadi kekasih dari oposisi Pemerintah Belarus, Roman Protasevich.
"Dan sekarang Pemerintah Belarus memaksanya untuk mengakui kesalahan yang tidak ia perbuat," ujar Viacorka.
Secara terpisah, keluarga Sapega menyatakan putri mereka akan ditahan oleh Pemerintah Belarus selama dua bulan. Setelah masa penahanan itu, Sapega akan menjalani persidangan bersama Roman Protasevich.
Kedutaan Besar Rusia di Belarus membenarkan hal tersebut. Mereka menyampaikan Sapega, yang merupakan warga Rusia, dijerat dengan pasal berlapis di Belarus. Walau begitu, mereka belum mengungkapkan pasal apa saja yang menjerat mahasiswa pasca sarjana di Lithuania itu.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat Ryanair yang membawa Roman Protasevich dan Sofia Sapega pada Ahad kemarin. Menurut laporan Reuters, pemerintah Belarus menggunakan alasan bom di pesawat untuk memaksa pilot Ryanair mendaratkan pesawat di Minsk. Saat itu, pesawat sudah hampir mendarat di tujuan utamanya, Lithuania.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat di Minsk. Protasevich sendiri sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap administrasi Presiden Alexander Lukashenko.
Baca juga: Transkrip Pembajakan Ryanair oleh Belarus Beredar, Ini Bunyinya
ISTMAN MP | REUTERS