TEMPO.CO, Jakarta - Raja Abdullah dari Yordania pada Senin berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui panggilan telepon, dan mengatakan tindakan provokatif berulang Israel terhadap warga Palestina telah menyebabkan kekerasan saat ini.
"Yang Mulia Raja Abdullah II: komunitas internasional harus mengambil tanggung jawab, bergerak lebih aktif untuk menghentikan pelanggaran Israel di #Yerusalem, agresi ke Gaza #yordania," cuit akun Twitter resmi Kerajaan Yordania pada Selasa.
His Majesty King Abdullah II, in a call with #UN Secretary General António Guterres, reaffirms that the recurrent provocative Israeli actions against Palestinians have led to the ongoing escalation, pushing the region towards more tension#Jordan
— RHC (@RHCJO) May 17, 2021
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Kerajaan Yordania, Abdullah II menegaskan bahwa tidak ada alternatif solusi politik yang mengarah pada tercapainya perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara dan menjamin berdirinya negara Palestina yang independen, berdaulat, dan layak berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, Anadolu melaporkan.
Raja Abdullah menekankan konsekuensi mengerikan dari pelanggaran yang dilakukan oleh Israel di Yerusalem, terutama terhadap Masjid Al Aqsa, dan upaya untuk secara tidak sah menggusur penduduk lingkungan Sheikh Jarrah dari rumah mereka.
Raja Abdullah pada Selasa juga memperingatkan Israel agar tidak mencampuri status quo hukum dan sejarah di Yerusalem, mencatat bahwa Yordania akan terus mengerahkan semua upaya untuk melindungi situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem.
Seorang pria membawa jenazah seorang anak perempuan Palestina yang ditemukan tewas tertiban puing-puing rumah akibat terkena serangan udara Israel di Kota Gaza 16 Mei 2021. Warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel sudah mencapai 212 orang. REUTERS/Mohammed Salem
Pejabat pemerintah Yordania mengatakan kepada Reuters, Yordania sedang memimpin kampanye diplomatik dengan sekutu Eropa dan AS untuk menekan Israel agar mengakhiri serangan udara dan artileri di Gaza sejak pertempuran meletus Senin lalu.
"Ada kontak intensif dengan pihak internasional untuk menghentikan eskalasi Israel," kata sumber Kerajaan Yordania kepada Reuters.
Pembentukan negara Palestina di wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dari Yordania, yang meliputi Tepi Barat dan Yerusalem Timur, adalah prasyarat untuk perdamaian abadi, katanya.
Sebelumnya pada Ahad, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan tindakan Israel mendorong kawasan itu menuju konflik yang lebih luas.
"Israel memikul tanggung jawab pasukan pendudukan yang ada atas situasi berbahaya di tanah Palestina yang diduduki dan apa yang ditimbulkannya dalam kekerasan, pembunuhan, perusakan dan penderitaan," kata Safadi.
Ribuan warga Yordania, kebanyakan dari mereka berasal dari Palestina, turun ke jalan-jalan di ibu kota Amman pada hari Minggu, menyerukan Raja Abdullah untuk membatalkan kesepakatan damai dengan Israel.
Baca juga: Gaza Dibombardir, Joe Biden Mau Jual Bom Pintar JDAM Buatan Boeing ke Israel